SELAMAT DATANG DI BLOG SPECIAL, ANDA PENGUNJUNG KE:

03 Februari 2009

CEWEK SMU BISPAK

Ada perubahan besar yang terjadi di Kota Yogyakarta sebagaimana halnya yang terjadi di kota-kota metropolitan lainnya bila dibandingkan dengan era delapan puluhan dimana aku sedang menempuh jenjang pendidikan SMA saat itu. Bukan hanya perkembangan fisik dan infrastruktur yang mendukung, dimana Yogya saat ini di setiap gang telah banyak tumbuh cafe, dan area bisnis lainnya, tetapi dari sifat permisif masyarakatnya untuk menerima segala jenis budaya asing tanpa melalui filter benar-benar menjadikan kita yang pernah tinggal di era delapanpuluhan atau sebelumnya akan terbelalak matanya. Setahuku, dulupun sifat masyarakat disini begitu permisif, begitu gampang menjumpai mahasiswa/mahasiswi yang hidup kumpul kebo. Saat ini, kondisinya jauh lebih parah, apalagi setelah aku tahu kehidupan di hotel tempatku tinggal. Tak heran jika saat ini banyak orang tua yang merasakan kehawatiran menyekolahkan anaknya di Yogyakarta, termasuk saya. Dari media masa beberapa waktu lalu juga diulas Yogya bukan lagi tempat yang paling menarik untuk pendidikan, predikat kota pelajar mulai bergeser ke kota wisata, pensiunan, budaya dan bisnis. Tingkat kelulusan siswa SMU pun peringkatnya menduduki rangking yang payah, kalah dengan Bali.

Salah satu contoh perilaku yang membuat aku geleng-geleng kepala ada di hotel ini. Kita tidak bisa serta merta menyalahkan kemajuan tekhnologi yang telah menembus batas negara, budaya yang memang tidak mudah dibendung efek negatifnya, tapi aku yakin kebijakan para penguasa yang tegas dan dengan menerapkan syariat Islam akan bisa mengatasi semua persoalan yang terjadi.

Sebut saja Dewi, yang baru duduk di bangku SMU. Dia dikaruniai Alloh tubuh yang bagus, dengan tinggi badan yang lumayan dan kulit putih bersih serta wajah yang cantik, namun hatinya bak daging busuk yang telah dipenuhi dengan ulat. Entah apa yang ada dalam pikirannya, setelah sekitar sebulan yang lalu dia tinggal di hotel ini, sudah seringkali gonta-ganti tamu lelaki yang menemani tidur di kamarnya. Dan yang tak kalah heboh, seringkali Dewi tidur bersamaan tidak hanya dengan satu lelaki, dua lelaki sekaligus berada dalam kamarnya. Masya Alloh, bisa dibayangkan betapa hancurnya kedua orang tuanya kalau mengetahui kelakuan anaknya. Terkadang Dewi juga dijemput lelaki tiga orang sekaligus dengan mobil Phanter. Masihkah ada secercah iman dalam hatinya untuk dapat kembali ke haribaan-Nya ? Barangkali Iblis memang sudah seharusnya pensiun dari Bumi Indonesia, karena kerusakan moral telah terjadi dimana-mana, tugas-tugas Iblis sendiri telah digantikan oleh manusia.

Tidak ada komentar: