SELAMAT DATANG DI BLOG SPECIAL, ANDA PENGUNJUNG KE:

07 Februari 2009

MENGHITUNG DOSA


Subhanalloh, Maha Besar Alloh yang telah menciptakan makhluk-Nya dengan segala kesempurnaanya, yang telah memberikah rizki bagi setiap makhluk-Nya, dan memberikan akal, hati, iman, naluri dan segala hal bagi siapa-siapa yang dikehendaki-Nya. Alhamdulillah, hanya dengan Kuasa-Nya aku seringkali merasakan kehadiran-Nya, banyak sekali hal-hal yang menurutku merupakan hasil campur tangan-Nya langsung sehingga apa-apa yang aku pikirkan terkadang dalam sekejap terjadi. Dimulai sejak aku sekolah SMA, dimana aku sekolah di Yogya sementara orangtuaku ada di Lampung. Waktu itu tekhnologi belum secanggih sekarang, hanya ada surat dan telegram sebagai sarana tercepat. Kala itu setiap benda yang aku pegang tiba-tiba ditarik kebumi dan jatuh, aku merasa Ibuku umurnya tidak akan lama lagi, setelah aku pulang, hanya dalam hitungan jam benar Ibuku wafat. Sejak saat itu banyak kejadian-kejadian baik yang senang maupun yang duka yang menurtku diberitahukan sebelumnya oleh Alloh dengan berbagai cara. Subhanalloh. Bagi istriku dan beberapa kawan kantor, aku dibilang punya lidah tajam, aku harus mampu menjaga lidah agar jangan sampai kalau mengucap keburukan akan terjadi. Namun sesungguhnya, apapun yang terjadi hanya akan terjadi atas kehendak-Nya. Kusadari sepenuhnya hal itu. Apakah hanya kebetulan atau yang lain, Wallohu’alam Bissawab.


Hari Jum’at, 6 januari 2009 seperti rutinitas akhir pekan bagi anak kos, aku sore hari pulang ke Cirebon, maklum pegawai PJKA alias Pulang Jum’at Kembali Ahad. Sore hari sebelum aku berangkat sempat ngobrol dengan nasabah, dia cerita kalau baru pulang dari Cirebon dan cerita kalau Jalan antara Wangon sampai Buntu banyak yang rusak. Dua minggu yang lalu waktu aku lewat sih belum begitu rusak, tapi biasa kalu udah musim hujan kerusakan terjadi dimana-mana. Sore itu aku pulang dengan mengendarai mobil sendiri, dan aku sampai Gombong hari sudah mulai gelap. Benar juga begitu selepas Buntu aku merasakan kondisi jalan yang banyak lubang, dan mendekati kota Sampang tiba-tiba aku berpikir, duh banyak sekali orang yang berdosa yang terkait dengan kondisi jalan; 1). Para pemborong yang merangkap pembohong, yang suka mengerjakan proyek tidak sesuai dengan spesifikasinya. 2). Aparat pemerintah yang dengan segala cara memotong Anggaran Proyek, termasuk pengawasnya yang kongkalikong. 3). Para pengusaha dan sopir truk yang mengendarai kendaraan yang melebihi tonasenya. 4). Petugas dan pejabat di jembatan timbang, oknum polisi yang suka jadi preman jalanan yang hanya mementingkan pungli dari kepentingan masyarakat yang lebih besar. Mungkin juga masih banyak pihak-pihak lain yang terkait yang turut andil dengan cepatnya jalan mengalami kerusakan. Aku coba-coba menghitung dosa bagi mereka yang punya andil, waduh setiap orang yang lewat jadi sengsara, kalau gini dosa mereka akan terus bertambah. Masya Alloh, gimana kalau sampai mencelakakan orang, sepeda motor jatuh, seperti Sopan Sopyan yang terjatuh dari Mogenya, atau ban jadi gembes gara-gara terkena lubang ? Belum lagi usai aku berpikir, tiba-tiba ban depan mobil sebelah kanan masuk lobang “segede lubang kerbau” dan...buz....... Masya Alloh, ban mobil yang relatif masih baru jadi pecah. Alhamdulillah, hanya sekitar 30 meter dari lokasi kejadian ada tukang tambal ban, aku gak repot2 ganti ban serep sendiri karena bikin blepotan. Aku harus tetap khusnudhon, boleh jadi satu hal yang menurut kita tidak baik, tapi itu yang terbaik disisi Alloh. Loh siapa tau dari kejadian itu Alloh menyelamatkan aku dari musibah yang lebih besar. Alloh itu bagaimana prasangka hamba-Nya. Dari kejadian itu aku mendapatkan hikmah, apapun yang kita lakukan janganlah sampai membuat orang lain susah karena setiap apa yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat, tempat dan masa dimana ada pangkal tapi nggak ada ujung yang bila kita salah langkah bisa menderita selama-lamanya. Na’udubillah.

Tidak ada komentar: