SELAMAT DATANG DI BLOG SPECIAL, ANDA PENGUNJUNG KE:

22 Maret 2009

KISAH PAK DE 8 (LANJUTAN KUDAKWAHI KAWANKU)

Pernah aku melakukan perjalanan Yogya-Cirebon bersama Pak De yang kebetulan hendak ke Kuningan, Jawa Barat. Dalam mobil sengaja aku bawain dan setel kaset-kaset dakwah. Ya, Pak De cukup tekun mendengarkannya, bahkan sekali waktu juga mendiskusikan juga denganku. Akupun juga sering mendo’akan agar dibukakan pintu hidayah padanya, namun demikian aku sepenuhnya menyadari bahwa pemberian hidayah merupakan Hak Prerogratif Alloh, bukan hakku. Kewajibanku hanya mengajak untuk menuju jalan yang benar.

Pernah suatu saat Pak De memintaku untuk menghantarkan beli Al Qur’an yang ada terjemahannya. Karena waktu itu aku sedang ada acara, aku jawab “OK, nanti kapan aku antarkan, tapi jangan sekarang.” Aku merasa begitu senang, dan secara diam-diam aku sengaja belikan Al Qur’an yang dilengkapi terjemahannya dan kuhadiahkan kepadanya. Alhamdulillah hampir tiap malam Pak De membaca terjemahannnya, karena Pak De tidak bisa baca Huruf Arab. Hatiku ikut senang, namun sekali lagi karena hatinya belum menerima hidayah Pak De masih tetap belum mau menjalankan ibadah. Aku sudah minta, kalau belum bisa baca apa-apa pokoknya ikut “jengkang-jengking” dan baca saja Bismillah. Duh.... memang syetan yang menutup hatinya sudah begitu kuat mencengkeram sehingga segala upayaku juga belum membuahkan hasil. Enggak boleh kecewa, aku cuman mencoba untuk melakukan Amar Makruf, setelah itu segala urusan kuserahkan kepada-Nya.

Aku sebenarnya kasihan mendengar kisah istrinya, beliau seorang keturunan Cina, putri seorang Pendeta yang saat ini telah menjadi seorang muslimah yang taat. Istrinya berguru dengan Ustad Arifin Ilham. Sudah beberapa kali istrinya mengajaknya untuk naik haji, namun karena Pak De tidak pernah menjalankan perintah-Nya, iapun tidak mau naik haji dan istrinyapun oleh Pak De disuruhnya pergi haji sendiri. Namun karena pemahaman istrinya yang telah baik terhadap kewajiban seorang muslimah, istrinya tidak mau pergi kalau tidak didampingi Pak De sebagai seorang mukhrim, dan akhirnya sampai sekarang keinginan tersebut belum tercapai. Ya Alloh, syangilah Pak De, bukakan pintu hidayah padanya agar dapat menerima kebenaran dan menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim agar mendapatkan keselamatan dunia dan akherat. Amin.

Tidak ada komentar: