SELAMAT DATANG DI BLOG SPECIAL, ANDA PENGUNJUNG KE:

26 Mei 2009

WO.....O..... KAMU KETAHUAN

“Hallo Anto, aku mau nanya Hotel Semar itu betul di Jalan Pendawa 99 Yogyakarta ya ?” Tanya Ferry melalui handphone. (Untuku kepentingan privacy, nama hotel dan jalan saya samarkan).
“Ya betul. Ngapain kamu mau ke Hotel Semar ?” Tanya Anto yang sebenarnya juga tinggal di Hotel Semar dimana aku tinggal.
“Aku mau ketemu sama temanku.” Jawab Ferry.
“Ya Oke, kamu langsung saja kesana.” Sahut Anto.

Percakapan dua teman tersebut terjadi sore tadi, 26 Mei 2009 saat hujan turun deras dimana Anto sedang duduk-duduk santai di Lobby Hotel. Tidak jauh dari tempat duduk Anto duduk seorang wanita cantik yang baru datang di hotel ini kemarin sore. Dengan penampilan yang trendi, rambut dicat dengan warna merah tembaga, ditunjang dengan body yang elok dan tutur kata yang memperlihatkan dirinya seorang intelek, akan mampu membius para lelaki yang lemah iman.

Tak lama kemudian, handphone wanita tersebut, sebut saja Siska berdering. Sayup-sayup terdengar obrolan kalau ada seseorang yang sudah berada di halaman hotel untuk menemui Siska. Ya...ampun, ternyata yang datang adalah Ferry, teman si Anto. Sejenak Ferry kaget melihat ada Anto yang duduk tidak jauh dari Siska.

“ Loh, kok kamu ada di sini Anto ?” tanya Ferry.
“Aku khan disini sudah cukup lama, lebih dari satu tahun.”Jawab Anto.

Meski diliputi perasaan yang begitu kaget, Ferry sejenak mengajak ngobrol Anto dan selanjutnya menemui dan ngobrol dengan Siska. Entah memang murni urusan bisnis atau hanya akal-akalan, obrolan telah sampai ke soal penanaman modal. Ada dua peluang yang ditawarkan, untuk eksplorasi tambang batubara membutuhkan modal minimal Rp. 2 Milyar sementara kalau untuk usaha ekspedisi DHL membutuhkan dana antara Rp. 500 juta sampai Rp. 1 Milyar.

“OK, aku ambil peluang yang DHL saja !” kata Ferry.

Akhirnya, Ferry dan Siska pergi meninggalkan Hotel Semar pukul 15.30

Jam menunjukkan pukul 20.30, aku duduk santai di lobby bersama Pak De yang baru datang tadi sore dan Harun sambil ngobrol ngalor ngidul karena sudah agak lama tidak jumpa. Sebelumnya Pak De ngasih aku kenang2an Ukiran Jati bertuliskan Alloh dn Muhammad dalam bahasa Arab. Makasih ya Pak De. Tidak lama kemudian datanglah si Opik, seorang pengusaha percetakan yang sempat mau ngejago Bupati di tanah kelahirannya. Tidak lama kemudian, datanglah si Anto yang terus menceritakan si Ferry dan Siska, yang sampai malam belum juga datang.

Apa yang terjadi pada pembicaraan Ferry dan Siska menjadi bahan pembicaraan diantara kami. Usai Anto menceritakan dua insan berlainan jenis tersebut, Ferry mengatakan kalau Siska adalah tangan kanan orang yang akan menjalin kerjasama dengan Ferry. Harun, kawanku yang sudah jauh lebih lama tinggal di hotel ini dibanding aku, disamping sebagai seorang Manager perusahaan juga sebagai Lawyer di sebuah Kota Besar. Begitu banyak pengalaman Harun menghadapi modus operandi penipuan. Yang dikuatirkan, kejadian diatas adalah upaya penipuan dengan modus yang sama dengan penipuan kelas kakap lainnya. Banyak wanita yang digunakan sebagai penghibur, mereka ditraining habis untuk dapat melayani calon korban sepuas mungkin. Manakala sang calon korban sudah tidak lagi berdaya, dilanjutkan teken kontrak dan transfer dana. Umumnya mereka yang jadi korban malu melaporkan karena takut diketahui banyak orang termasuk keluarganya. Na’udzubillah, semoga Ferry tidak terperdaya. Amin.

24 Mei 2009

KOMPAK NEGATIF

Kalau di Bank tempatku bekerja sebelum di Bank yang sekarang ada unit kerja yang berisikan sekitar 4 orang, yang umumnya lokasinya agak jauh dari cabang induknya perlu mendapatkan pengawasan ekstra ketat. Manakala moral dan inegritas pegawainya jelek tidak menutup kemungkinan akan terjadi pembobolan yang bisa merugikan perusahaan. Bila mereka melakukan tindakan tak terpuji secara berjamaah dikenal dengan istilah kompak negatif.

Meminjam istilah tersebut di atas, ada kejadian di hotel ini yang melibatkan kakak beradik dan receptionist menyangkut percintaan. Sebut saja namanya Wanti, seorang cewek manis dengan tinggi sekitar 160 cm, rambut sebahu yang tinggal bersama kakak kandungnya, sebut saja Wina. Entah apa sebabnya Wina sangat tidak setuju adiknya berpacaran dengan seorang lelaki yang sebut saja namanya Dedy. Rupanya Wanti masih menurut dengan kakaknya untuk tidak berpacaran dengan Dedy, namun demikian si Dedy tidak serta merta diputuskan, bamun secara perlahan mulai dijauhi oleh si Wanti. Bermodalkan wajah yang manis, Wanti menggandeng cowok lain sebut saja Rosi. Rosi sendiri tidak seganteng Dedy, sehingga barangkali Wanti sangat berat melepaskan Wanti. (Hem... jangan-jangan Dedy malah ditaksir Wina kali ya ?).

Dedy sendiri rupanya tipe penyerang yang tidak kenal lelah, meski berkali-kali tidak ketemu si Wanti saat datang ke hotel, namun dia tidak putus asa, dia masih sering berusaha untuk menemui si Wanti, meski dengan cara sembunyi-sembunyi karena takut dengan kakanya yang tinggal sekamar dengan Wanti. Sandiwara pun disusun, manakala sedang datang si Rosi atau keluar dengan Rosi, Wina tak lupa titip pesan sama receptionist untuk mengatakan bahwa Wati sedang pergi dengan kakaknya. Dengan cara demikian Dedy tidak berani telpon Wina. Walah...walah... kok ya pada kompak untuk membohongi orang.

17 Mei 2009

KENA PENYAKIT AIDS ???

Yogyakarta, 17 Mei 2009. Setelah mengikuti pendidikan gadai emas dari Hari Rabu sampai Hari Sabtu lalu, siang tadi tepat pukul 10.30 Pesawat Mandala yang membawaku mendarat di Bandara Adi Sucipto Yogyakarta. Aku sampai hotel tepat pukul 11.30. Baru setelah sampai Yogya aku merasakan lumayan lelah, dan setelah beres2 pakaian aku langsung tidur. Tak terasa tidurku telah berjalan 2 jam, setengah dua aku terbangun. Buru-buru aku ambil wudlu dan Sholat. Perut terasa lapar, kutelpon receptionis untuk memesan makanan di hotel. Belum juga makanan pesananku datang, tiba-tiba aku ditelpon teman kos yang sudah ceck out, Pak De yang baru tiba dan berada di Lobby hotel. Aku segera menemuinya dan makanan pesananku diantar ke Lobby Hotel. Jadilah aku ngobrol dengan dia cukup lama.

Seperti yang pernah kuceritakan di Kisah Pak De secara berurut, pada postingan tanggal 16 April 2009 kujelaskan kalau Pak De ceck out dan pergi ke Kendari untuk menggarap bisnis besar. Ternyata lahan yang digarap disana didemo dan ditutup oleh warga. Meskipun salah satu pemilik PT menurut Surat Kabar Lokal adalah putra Wakapolri, tindakan penutupan oleh warga tetap berlangsung. Sambil menunggu perkembangan lebih lanjut, Pak De menggarap proyek yang ada di Ngawi, Jawa Timur. Kebetulan Buleknya yang ada di Kebumen beberapa hari yang lalu meninggal, dan malam ini, 17 Mei 2009 sedang diadakan acara 7 hari. Sambil beristirahat di Hotel, Pak De nemuin aku, dan ngobrol ngalor ngidul. Banyak penghuni Hotel yang menegur, karena sudah sebulan Pak De tidak kelihatan.

Di saat kami asyik ngobrol, tiba-tiba datang seorang cewek, sebut saja Siska, yang pernah kuceritakan kalau Siska adalah tenaga freelance dari HSBC yang memasarkan kartu kredit. Dia setiap ketemu Pak De selalu cium tangan, tak terkecuali sore itu juga. Pak De langsung menegur, “Kok wajahmu pucat sekali, kamu sakit ya ?” “ Ah Enggak, semalam kurang tidur, tidur di tempat teman” jawab Siska. Sambil meminta sebatang rokok, yang akhirnya diberikan sebungkus oleh Pak De, Siska yang mengenakan kaos oblong dan bercelana pendek di atas lutut berpamitan karena mau main bilyard. Sekali lagi, tangan Pak De diciumnya.

Usai Siska meninggalkan hotel, kami bertiga melanjutkan obrolan, dan menyinggung kondisi Siska yang kelihatan pucat pasi dan badan semakin kurus. Dilihat dari wajahnya kelihatan kalau dia memang sedang sakit serius. Sampailah kita menduga-duga, jangan-jangan Siska kena AIDS ??? Yach, ini hanya obrolan ringan yang menduga-duga. Namun demikian bukan berarti tanpa alasan, bagaimana tidak, hotel ini sudah dipadati orang-orang yang menjual diri kepada siapapun yang mau. Bahkan Kang Hery, teman yang ikut ngobrol dengan kami, juga pernah ditawari Siska oleh Satpam Hotel yang nyambi, yang baru beberapa hari lalu mengundurkan diri. Setelah Pak De tak godain, “Awas loh ikut kena AIDS !!!” Pak De ketawa ngekek... sambil ngomong, “Ora..Ora...aku gak pernah ada apa2 dengan dia !”

10 Mei 2009

RANI JULIANI , ANTASARI AZHAR DAN HOTEL TEMPATKU TINGGAL

Sesungguhnya dunia memiliki keindahan dan Alloh menjadikan kamu sebagai khalifah, maka hendaklah kita memperhatikan apa yang kita kerjakan. Takutlah (waspadalah) terhadap dunia, takutlah terhadap wanita. Maka sesungguhnya awal fitnah terhadap Bani Israil adalah wanita. (Hadist Riwayat Muslim).

Sepenggal hadist sokhih diatas pada hakekatnya bentuk peringatan yang diberikan Alloh terhadap umat manusia melalui Rosul-Nya sebagai ujud kasih-sayang-Nya agar kita senantiasa memperhatikan apa-apa yang menjadi perintah dan larangan-Nya dan menjalani kehidupan dengan segenap keteraturan dan ketaatan. Manakala kita melanggar akan larangan-Nya akan membawa dampak dunia akherat yang siksaan-Nya tidak terbayangkan beratnya. Sungguh apa yang diperingatkan seperti di hadist di atas, sudah terjadi sejak Anak Adam pertama kali dilahirkan. Tentunya Blogger pernah mendengar kisah Qabil dan Habil, gara-gara tidak terima dijodohkan dengan orang yang kurang cantik, Qabil membunuh Habil sebagai saudara kembarnya yang dijodohkan dengan putri Adam yang lebih cantik. Jadilah korelasi wanita dengan pembunuhan anak manusia yang pertama kali terjadi. Sejak saat itu hingga saat ini sudah tidak lagi terhitung kisah-kisah pembunuhan yang dilatarbelakangi wanita.

Beberapa hari belakangan ini kita tentu terhenyak dengan ramainya pemberitaan tentang pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, seorang Direktur Putra Rajawali Banjaran yang konon dilatarbelakangi cinta segitiga antara Rani Juliani seorang caddy golf yang konon merupakan istri siri Nasrudin dengan Antasari Azhar, sosok pejabat negara yang begitu terhormat yang sangat ditakuti oleh orang-orang yang melakukan tindak pidana korupsi. Saya sendiri tidak habis pikir, apa ya iya seorang Antasari sampai membunuh Nasrudin hanya gara-gara rebutan caddy, dan yang lebih mengejutkan lagi ini juga melibatkan Bos Media Masa serta seorang Perwira Polisi. Meski saya sendiri tidak begitu yakin hanya karena rebutan caddy, dan mungkin ada skenario lain yang lebih besar, biarlah pengadilan yang akan membuktikan. Tidak akan ada perbuatan sekecil apapun yang terlepas dari perhatian Alloh, dan Dia kelak akan membalasnya.

Blogger, dengan asumsi bahwa kejadian tersebut benar dilatarbelakangi cinta segitiga, saya hanya akan sedikit menggambarkan betapa banyak “Rani Rani” yang lain yang tinggal di hotel tempatku tinggal, dan tak kalah betapa banyak “Antasari Antasari” yang lain yang punya simpanan di hotel tempatku tinggal. Dari kisah-kisah yang sudah saya posting sejak Juli 2008 lalu dan Insya Alloh masih banyak lagi yang akan saya posting kedepan tidak sedikit yang menyangkut perilaku anak manusia yang telah kehilangan rasa malu, yang tidak lagi mengindahkan kaidah-kaidah agama untuk menuntun moral sehingga fungsi khalifah di bumi seperti yang dikehendaki Alloh benar-benar dilaksanakan. Bukan sebaliknya manusia berbuat kerusakan, melakukan pembunuhan meski dalam bentuk janin yang digugurkan dalam kandungan. Semuanya sama saja, karena perselingkuhan, karena mengejar kenikmatan sesaat, penghianatan terhadap tali suci perkawinan banyak dilakukan. Padahal kalau kita menyadari alangkah beratnya hukuman yang harus dijalani, dimana pabila orang yang telah menikah melakukan perzinahan harus dirajam (dilempari batu) sampai mati, dan di akheratpun akan menanggung siksa yang teramat pedih, seharusnya hal tersebut tidak terjadi. Tapi itulah hebatnya tipu muslihat syaitan yang mengajak manusia untuk mengikuti jalannya sehingga kelak akan menjadi bahan bakar neraka. Semoga ulasan diatas bisa sedikit menjadi nasehat bagi diri saya yang hampir setiap saat bisa melihat betapa banyaknya kisah-kisah kerusakan moral di hotel tempatku tinggal dan bagi Blogger yang masih mempunyai kepedulian untuk menempuh jalan yang terang. Amin.

07 Mei 2009

CATATAN KECIL PERJALANANKU 4

Yogya 3 Mei 2009. Kereta api Senja Utama yang berangkat dari Cirebon pukul 23.00 sampai di Yogya pukul 05.30, molor satu jam yang seharusnya masuk stasiun tugu 04.30. Aku sudah merasa kereta bakal telat, soalnya pukul 03.00 dinihari baru masuk Stasiun Purwokerto, jadilah aku sholat subuh di atas tempat duduk. Jadi terinspirasi, alangkah nyamannya kalau kereta api dilengkapi juga dengan musholla, ini penting terutama untuk menunaikan sholat yang tidak bisa dijamak, yakni sholat subuh.

Menjelang kereta masuk Yogya, yakni tepatnya di stasiun Wates, naik banci rombeng yang dengan suara cemprengnya mengganggu orang istirahat. Lama-lama kok ya sebel melihat kelakuannya. Akupun cuek bebek saat dia ngamen sambil meminta recehan. Tak lama kemudian kereta hampir masuk Stasiun Tugu. Karena aku duduk di kursi 9D, dekat jendela, pandanganku ke dalam gerbong tidak begitu bebas. Dari ujung gerbong kelihatan seorang yang relatif masih muda minta-minta. Sekali lagi aku berniat cuek bebek, kecuali kalau yang minta-minta orang tua aku berpikir untuksedikit memberikan rezeki. Sesampainya didekat tempatku duduk baru tahu kalau kakinya buntung sebelah. Cuman gak tahu aku apa bener buntung apa dibuat-buat, soalnya kelakuan pengemis banyak yang demikian. Aku sejenak ragu, eh...mau keluarin dompet gak ya...? Ah gak usah pikirku.

Tepat pukul 05.30 kereta sampai Stasiun Tugu. Akupun bergegas mengambil tas dan langsung meninggalkan tempat duduk. Baru dua-tiga langkah aku melangkah, tiba-tiba ada yang nepuk punggungku, sementara orang yang lain memberitahuku “Pak, dompetnya jatuh dikursi” dan seorang kuli panggul mengasihkan dompet kepadaku. Alhamdulillah ya Alloh, masih ada orang kecil yang berhati mulia, jujur. Kuterima dompetku, dan aku beri kuli tersebut selembar uang. Dompetku sih isinya tidak seberapa, cuman beberapa lembar uang kertas, namun didalamnya ada KTP, SIM A, SIM C, ATM dan beberapa kartu penting lainnya. Barangkali ini teguran dari Alloh kepadaku, terimakasih Ya Rob yang telah menunjukkan kasih sayang-Mu. Berikan pahala yang setimpal pada orang yang telah menemukan dan mengembalikan dompetku. Amin.

04 Mei 2009

CATATAN KECIL PERJALANANKU 3

Beca yang aku tumpangi sudah mendekati rumah, tepatnya sudah masuk di jalan Simega. Masih nampak genangan air dimana-mana sebagi tanda belum lama turun hujan. Waktu telah menunjukkan pukul 01.00 dinihari. Kembali aku ditunjukkan pemandangan yang mengusik jiwaku. Seorang penjual nasi goreng kelilingan sedang berdiri di depan kos-kosan. Kebetulan disekitar rumahku banyak berdiri tempat kos. Ada yang cukup mewah, yang bertarifkan Rp. 1.200.000,- sebulan dengan fasilitas AC dan air panas, dan kos-kosan seperti ini jumlahnya cukup banyak. Tidak sedikit pula kos-kosan untuk klas pelajar dengan tarif sekitar Rp. 200.000,- an. Dengan memukul-mukulkan sendok ke piring, sesekali ia berteriak lantang; “NASI GORENG......” Sejenak aku terdiam, memikirkan alangkah mulianya ia sedang berjuang mencari nafkah yang halal untuk menghidupi keluarganya, ditengah malam yang sebelumnya diguyur hujan, dimana sebagian besar orang sedang terlelap tidur. Aku belum pernah bertanya berapa penghasilannya setiap hari, tapi aku yakin kayaknya juga masih diangka puluhan ribu.

Sampailah aku ke rumah, setelah memberikan upah, tukan becapun langsung pergi untuk mangkal kembali di stasiun. Biasanya masih ada sekitar 7 kereta lagi yang datang dari arah timur setelah Senja Utama Yogya. Seperti biasa, istriku yang membukakan pintu, dan sudah tersedia air hangat untuk mandi serta minuman hangat. Setiap aku datang bisa dipastikan langsung mandi, ya untuk menghilangkan bau tak sedap antara bau karat dan asap kereta. Kebetulan Si Iffat, putra bungsuku yang baru berumur 1 tahu sering ikut bangun manakala aku pulang malam. Jadilah malam digunakan untuk bercengkerama dengannya. Dia sering mengajak main, minta gendong dan minta ditimang-timang. Kupandangi matanya yang bening, terpancar sinar mata kesucian, sinar ketulusan yang bebas dari dosa. Hem.... begitulah aku dulu kecil diperlakukan oleh orangtuaku, sebuah pengorbanan yang tulus ikhlas yang tidak pernah mengharapkan imbalan apapun. Subhanalloh, betapa Agungnya Engkau yang telah menciptakan rasa cinta dan kasih sayang Ya Alloh. Sambil tiduran, apa yang aku dapatkan sebagai catatan kecil dalam perjalanan selalu aku ceritakan kepada istriku, juga terhadap anak-anakku agar bisa menghargai pemberian Alloh yang sudah demikian banyak, yang tidak bisa dinilai hanya dengan sekedar menghitung rupiah yang didapatkan. Nikmat hidup berupa kesehatan, rezeki yang mencukupi serta tetap diteguhkannya Iman Islam aku tekankan dilingkungan keluargaku untuk selalu disyukuri. Ini sesuai perintah Alloh, agar kita senantiasa mensyukuri nikmat-Nya. Manakala kita pandai bersyukur maka Alloh akan menambahkan nikmat-Nya, namun bila kufur maka siksa Alloh teramat pedih.

Tak terasa malam semakin larut, dan mata sudah begitu kantuk. Esok pagi seperti biasa anak-anak sudah menanti untuk minta diantarkan ke sekolah oleh papa-nya, dan esok lusa akupun harus bersiap untuk kembali ke Yogyakarta untuk mencari rezeki, kembali menjadi anak kos. Sekali lagi Alhamdulillah, sampai saat ini Alloh telah memberikan berbagai macam rezeki yang begitu banyak kepadaku dan keluarga.