SELAMAT DATANG DI BLOG SPECIAL, ANDA PENGUNJUNG KE:

20 September 2009

HARI ISTIMEWA

Lampung, 20 September 2009. Hari ini tepat saat Ummat Muslim merayakan Hari Raya Idhul Fitri 1430 H sebagai hari kemenangan melawan segala hawa nafsu, sebagai hari yang kita kembali fitroh, suci bagaikan seorang bayi yang baru lahir. Tepat dihari Raya Nan fitri ini, 44 tahu yang lalu terlahir seorang bayi laki-laki mungil yang diberi nama oleh kedua orang tuaku MUHAMMAD KHUDORI. Sebagai orang kampung, aku bukan lahir di Rumah Sakit dengan penanganan yang dilengkapi dengan peralatan serba canggih, namun hanya ditangani oleh seorang dukun beranak seperti yang dilakukan pada ibu hamil umumnya dikampung. Betapa besar resiko yang harus dihadapi oleh seorang ibu, bukan hanya kebahagian yang didambakan, namun resiko kematianpun menghadang bagi setiap ibu yang melahirkan.

Setelah melakukan perjalanan yang cukup melelahkan dari Cirebon ke Lampung, dimana antara Kerawang ke Cikampek aku terjebak kemacetan yang parah sekali dimana 6 km harus ditempuh dengan 6 jam, akhirnya aku yang berangkat pukul 6.30 tiba di Tanjungkarang pukul 02.30 dinihari, dan langsung makan sahur terakhi runtuk Romadhon tahun ini. Pagi hari aku bersama anak-anakku Titi, Abang dan Vina serta Kakak Iparku Mbak Nung dan Bang Indra serta putranya Tata ke Pringsewu, dengan tujuan utama ziarah ke makam orangtuaku. Teramat singkat aku mengunjungi makam kedua orangtuaku, hanya beberapa menit saja. Sungguh karena hari ini teramat istimewa bagiku, kehadiranku ke makam keduaorangtuaku yang terletak bersebelahan, begitu menggetarkan hatiku. Betapa tidak, konon aku yang berselang 10 tahun dengan kelahiran kakakku, untuk mendapatkan aku begitu banyak ikhtiar yang telah dilakukan, aku baru menyadari sepenuhnya betapa kasih sayang ibu bapakku begitu tulus dan begitu besarnya. Maafkan Bapak Ibu, putramu yang hanya setahun sekali mengunjungi kuburmu, itupun hanya kulakukan untuk beberapa menit saja. Ya Alloh, puji syukur kehadlirat-Mu yang telah memberikan kasih sayang kepada kedua orangtuaku, yang telah sekian lama terbujur kaku dalam kuburnya, ampuni dosa-dosa kedua orang tuaku Ya Alloh, lapangkan kuburnya, jauhkan dari siksa kubir dan api neraka dan masukkan mereka berdua bersamaku dan keluargaku ke dalam Firdaus-Mu. Amin3.

Sungguh betapa besar rasa kasih sayang kedua orangtuaku kepadaku. Aku mencoba mengingat, semasa kecilku, rasanya tidak pernah aku dimarahi oleh ibuku, dan bapakku hanya beberapa kali memarahiku, itupun dalam rangka menegakkan kedisiplinan padaku. Aku yang semasa kecil hobby main bola, pernah dimarahi bapakku karena sampai maghrib belum pulang. Aku rasakan kedisiplinan yang ia terapkan aku rasakan manfaatnya setelah aku dewasa. Balaslah segala amal baiknya Ya Alloh.

Ada peristiwa yang lucu aku dapatkan pada saat usai mendoakan kedua orangtuaku bersama kakak iparku dan anak-anak serta ponakan. “Lihat, betapa hebatnya seseorang, betapa kayanya seseorang, pasti akan mati dan didalam kubur sendiri, tidak ada yang dibawa kecuali amal baik. Anak-anak, jadi kalian harus berbuat baik sama mama-papa, dan terhadap siapapun juga agar kelak bahagia. Suatu saat kalian juga akan mati dan dikuburkan seperti ini.” Dasar anak-anak, dengan spontan mereka berkata; “ Kita khan masih kecil, matinya masih lama.” Masya Alloh, ketawa kami dibuatnya. Namu tepat didekat kubur kedua orangtuaku ada juga kubur seorang anak kecil, jadilah bahan pengajaran buat anak-anak, “Tu lihat, Alloh kalau mau mengambil nyawa kita tidak hanya yang sudah gede saja, lihat tu kuburan anak kecil itu, anak-anakpun bisa meninggal. Makanya kalian dari kecil harus nurut sama orang tua, banyak berbuat baik sesama.” Kebetulan saat akan pulanh, mataku tertuju pada sebuah kubur yang hanya beberapa cm saja panjangnya terletak diantara 2 kubur orang dewasa, aku kebayang, ini bisa jadi ibunya meninggak bersama bayinya saat melahirkan. Sungguh betapa besar pengorbanan seorang ibu. Maka tidak heran kalau Sorga berada dibawah telapak seorang ibu.
Blogger, dihari yang istimewa ini tak lupa aku ucapkan SELAMAT HARI RAYA IDHUL FITRI, MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN.

12 September 2009

ULANG TAHUN KETIGA

Tepat tiga tahun yang lalu pada Bulan September ini aku dipindahtugaskan dari BRI Syariah Cirebon ke BRI Syariah Yogyakarta. Bila malam itu tiga tahun lalu aku disambut gempa susulan yang aku sendiri tertidur pulas tanpa merasakan apapun, beberapa malam lalu kejadian yang sama menimpaku, saat Gempa Wonosari 6,8 SR, sementara banyak warga yang merasakan dan sebagian besar penghuni hotel berhamburan keluar, akupun terlelap tidur tanpa tahu sama sekali yang terjadi. Masya Alloh, betapa lemahnya aku, bila malam itu sampai merobohkan banguan, bisa jadi aku tertidur tanpa terbangun lagi, padahal, biasanya di kantor aku paling peka merasakan adanya getaran gempa, kawan2 kantor sudah paham. Biasanya sebelum ada getaran yang aku rasakan adanya suara gemuruh terlebih dulu.

Selama tiga tahun penugasanku di Yogyakarta, selama 3 tahun ini pula aku tinggal di hotel yang setiap saat tamunya gonta-ganti, meski rata-rata mereka tinggal beberapa bulan disini. Hampir tiap minggu aku pulang ke Cirebon, kalau aku hitung-hitung setahun katakanlah 40 Minggu aku pulang, berarti jarak yang kutempuh sejauh 3 th x 40 mg x 318 km x 2 (pulang pergi) yang berarti sejauh 76.320 km atau hampir 2 kali keliling dunia. Subhanalloh, semua harus kujalani dengan ikhlas demi menjalankan tugas dan yang terpenting untuk memberikan nafkah bagi keluarga.

Tak terasa, 3 tahun berlalu anak-anakku semakin tumbuh, Anakku yang pertama yang saat aku di Cirebon masih di Play Group saat ini telah duduk di kelas 4, sementara ketiga adiknya juga sudah semakin tumbuh. Alhamdulillah, meski aku jauh, tak banyak bisa mendidik, prestasi anak-anakku cukup membanggakanku. Puji Syukur Ya Alloh dan terima kasih Istriku tercinta, yang telah mendidik buah hati kita, I Love you all.

Selama tiga tahun aku tinggal dihotel ini, sudah tidak lagi terhitung orang-orang yang keluar masuk yang rata-rata tinggal dengan lawan jenis tanpa ikatan. Sungguh sebuah kondisi yang sangat ironis terjadi di negeri yang punya lebel berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Wajar saja kalau negeri ini tidak pernah lepas dari berbagai bencana. Seperti yang aku dengar dari ceramah Ustad saat tarawih beberapa waktu lalu setelah terjadinya Gempa Bumi di Tasikmalaya, yang dinukilkan dalam hadist yang kurang lebihnya; “Manakala penduduk sebuah negeri telah banyak melakukan maksiat maka Alloh akan menurunkan bencana.”

03 September 2009

DITEGUR IBU KOS

Setiap orang yang waras tentu mempunyai keinginan untuk bisa hidup lebih baik, lebih bermakna dan tentunya adanya dukungan finansial yang memadai. Kecuali....orang edan, yang tidak pernah memikirkan dirinya sendiri apalagi memikirkan orang lain termasuk anggota keluarganya. Hidupnya hanya terdorong oleh nafsu haus dan lapar, selain itu gak pernah terlintas tentang kehidupan. Nggak percaya ? Coba aja EDAN dulu biar yakin. He...he.....

BRI Syariah, tempatku mencari nafkah saat ini bisa kuibaratkan seperti kepompong yang telah berubah menjadi kupu-kupu yang terbang menyongsong cahaya yang terbit dari ufuk timur. Jika sebelumnya segala sesuatunya serba sangat terbatas, serba apa adanya, setelah spin off aku rasakan demikian banyak hal-hal baru yang kutemui. Dengan mengganti system yang sudah usang, yang saat ini terus dikembangkan, penampilan yang serba baru, gedung yang megah, budaya baru, dan....tidak kalah pentingnya karyawan juga banyak yang baru dan bertambah banyak. Ini konsekwensi dari pengembangan organisasi yang luar biasa.

Guna mendukung bisnis yang ada, BRI Syariah Yogya juga menambah unit kerja yang baru disamping relokasi gedung yang sudah ada ke tempat yang lebih strategis, lebih representatif dan lebih luas. Konsekwensinya, jumlah tenaga Security pun bertambah, kalau semula hanya 7 orang, sekarang menjadi 14 orang. Di hotel tempatku tinggal, sebenarnya banyak karyawannya yang ingin ikut bekerja ditempatku, tentu ini karena penghasilan ditempatku jauh lebih besar dibanding di hotel. Melihat mereka, aku sering merasakan kasihan, namun rasanya tidak mungkin kalau aku main comot sekian banyak orang. Jauh sebelumnya sudah ada seorang Security hotel yang akhirnya bergabung ditempatku. Belum lama ini untuk memenuhi kebutuhan tenaga Security, salah satu karyawan disini bergabung dengan Security di BRI Syariah. Ya ini karena aku melihat dia layak untuk jadi security dan orangnya supel, ramah dan postur tubuhnya memenuhi syarat.

Sore itu, saat aku pulang kantor dan hendak mengambil kunci kamar di receptionist, disitu berdiri ibu kos dengan beberapa orang receptionist dan room boy. Tiba-tiba saja ibu kos berbicara; “Wah karyawan saya diambili Pak Khudori ya ?” Saya dengan serta merta langsung menjawab; “Bukan saya mengambili Bu, mereka mendaftar sendiri ke Perusahaan Outshourching, dan ditempatkan di Perusahaan tempat saya bekerja. Jadi mereka bukan pegawai BRI Syariah.” Dan seterusnya....aku terlibat pembicaraan ringan. Ya, intinya mereka khan berkeinginan untuk merubah nasib. Sebenarnya aku masih butuh beberapa orang lagi untuk cleaning service, namun jadi serba gak enak kalau mau menerima mereka. Blogger mungkin ada saran ?

25 Agustus 2009

TUHAN MENGIRIMKAN PESAN

Rekan-rekan Blogger yang tercinta, sebelumnya aku mohon maaf kalau belakangan ini agak jarang memposting artikel diBlog kos-undercover, bukan karena kehabisan bahan tapi karena sejak Bank tempatku mencari nafkah mulai berdiri sendiri, kesibukanku begitu luar biasa, Tidak jarang aku harus pulang malam sehingga sampai di kos-kosan terasa begitu cape. Disamping itu, untuk memanfaatkan waktu yang sangat berharga di Bulan suci Romadlon ini, mari kita lebih meningkatkan ibadah agar derajat taqwa kita semakin bertambah. Insya Alloh masih banyak lagi artikel yang akan saya posting.

Aku termasuk orang yang senang mengamati kehidupan “orang-orang kecil,” entah kenapa, tapi dari situ aku seringkali mendapatkan hikmah ternyata begitu banyak yang telah diberikan Alloh padaku sekeluarga. Alhamdulillah, Ya Alloh, tetapkan hati hamba untuk pandai mensyukuri nikmat-Mu yang setiap saat dilimpahkan padaku sekeluarga, dan juga bukakan hati rekan-rekan Blogger agar mampu mengambil hikmah dari berbagai aspek kehidupan untuk meningkatkan ketaqwaan mereka. Amin.

Setiap kali aku pulang ke Cirebon, terutama saat naik beca dari stasiun Kejaksan ke rumah pada dini hari, ada saja yang menjadikan bahan renungan dibenakku. Malam itu, jarum jam menunjukkan tepat pukul 01.00, saat Kereta Senja Utama memasuki Stasiun Kejaksan Cirebon. Seperti biasa, didepan pintu keluar aku langsung disambut tukang beca, dan yang membuatku salut mereka sangat teratur, sama sekali tidak berebut penumpang. Manakala satu orang tukang beca berdiri, yang lainnya tetap duduk dilantai. Rupanya antrian tak tertulis telah diberlakukan oleh mereka. Malu rasanya kalau melihat para intelektual, pejabat, dan siapapun yang dinamakan manusia yang banyak terjadi di Indonesia saling berebut harta kekayaan dengan cara-cara yang sangat dilarang, ambillah hikmah dari apa yang dilakukan oleh para tukang beca. Merekapun sudah tahu, berapa tarif sebenarnya sesampainya di rumahku, dan berapa biasanya aku memberikan ongkos ke mereka. (Maaf Blogger, bukan maksud riya’, sayapun membayar secara normal, dan terkadang cuman tak beri sedikit lebih lho, tapi melihat rasa syukur mereka yang begitu tulus dan ikhlas, rasanya syukur mereka akan tembus ke langit yang ketujuh. Insya Alloh. Bagi Blogger uang sedikit seperti itu mungkin sama sekali tidak berarti, namun ternyata masih begitu banyak saudara kita yang masih begitu menghargai recehan, sen demi sen).

Malam itu, aku dapat tukang beca sebut saja Mbah Bejo. Dalam obrolanku di tengah jalan, aku baru tahu kalau Mbah Bejo saat ini sudah berusia 68 Tahun. Ya Alloh, aku langsung terdiam setelah Mbah Bejo menuturkan umurnya yang sudah demikian tua tapi masih giat mencari nafkah dengan mengayuh beca. Mau tumpah rasanya air mataku. Orang setua Mbah Bejo yang seharusnya tinggal menikmati hari tuanya, baginya itu suatu keniscayaan. Namun aku begitu kagum, yang penting mendapatkan rezeki dengan cara halal, tidak harus mengemis, tidak harus mengharapkan belas kasihan dari orang lain, tidak harus melakukan korupsi ataupun kejahatan lain cukup dengan mengayuh becak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Akupun tidak terlalu banyak bertanya, soalnya beberapa kali aku ajak ngobrol jawabannya nggak nyambung, aku sadar, kemungkinan karena usianya yang telah renta maka pendengarannya ketajamannya sudah begitu berkurang. Dan aku pikir penglihatannyapun juga sudah mulai berkurang, terbukti beberapa kali ban becanya masuk ke lubang yang membuatku terhentak, namun semua aku nikmati tanpa keluhan sepatah katapun. Saat mau melintasi jembatan, dengan cekatan Mbah Bejo turun dan mendorong becanya, pengin aku mau turun, tapi karena terhalang tas, aku tetap duduk dan Mbah Bejo terasa begitu ringan mendorong becanya. Aku tidak mengerti apakan anak istrinya masih ada, tapi kalau anaknya masih ada dan telah “menjadi orang” aku tak bisa membayangkan betapa perjuangan Mbah Bejo untuk mempertahankan hidup begitu berat diusianya. Semoga Alloh menjadikan apa yang ia kerjakan sebagai ladang ibadah, dan kelak Mbah Bejo dimuliakan disisi-Nya. Amin.

11 Agustus 2009

KISAH MR BON 7 (HONDA KHARISMA)

Dari sekian banyak wanita-wanita penjaja cinta yang telah bersama MR BON, ada seorang yang belakangan paling lama mendampinginya, sebut saja Tanti. Parasnya yang memang agak lumayan manis dan usianya yang relatif masih muda dibanding yang lain-lain yang pernah bersamanya, yakni sekitar 35 tahunan, menjadikan MR BON merasa begitu betah bersamanya. Pada kunjungan berikutnya, Tanti inilah yang senantiasa mendampinginya. MR BON sendiri kalau menyebut Tanti selalu menggunakan kata BOJOKU, puih.... la kok nggak ada bedanya dengan ayam, tanpa ikatan pernikahan apapun kok bisa-bisanya ngaku BOJO. Jika dilihat dari perbedaan usia sebenarnya lebih pantas seperti seorang Bapak dengan anak ragilnya. Tapi itulah dunia yang penuh kesesatan, iblis yang telah memutarbalikkan kebenaran menjadikan kedua insan ini lupa akan segalanya, umur, kematian, keluarga, masa depan dan dosa.

Sempat waktu istriku berlibur di Yogya tahu “gendaan” MR BON tersebut, ya kata istriku cukup manis. Kebetulan MR BON dan Tanti cukup lama menjadi tetangga kamarku. Saat ini kalo istriku melihat Tanti, kemungkinan akan pangling, badannya yang sedikit kurus saat itu sudah berubah menjadi tambun, rambutnya yang hitam terurai sudah dipotong pendek mirip Yuni Sara dan di cat merah. Kemana-mana pergi juga sudah kelihatan modis dan berkaca-mata hitam. Yach,...dengan doku dari MR BON si Tanti telah dipermak habis untuk penampilan yang lebih wah. MR BON pun merasa begitu bangga bersamanya. Kesetiaan Tanti yang cukup lama menyertai MR BON, termasuk bila bepergian kemana-mana, yang biasanya naik beca akhirnya berbuah manis buat si Tanti. MR BON membelikan sepeda motor Honda Kharisma yang bisa digunakan untuk mobilitas lebih tinggi. Wah...wah..... Tanti merasa seperti seorang ratu, padahal..... kawan2 hotel kalau melihat mereka berdua benar-benar “Nggilani.” Dari perilakunya, MR BON memang sering aneh2, disamping suka gonta-ganti pasangan, penjual nasi didepan hotelpun disikat, yang selalu berusaha untuk mencium Pak De, sampai-sampai punya keahlian menyuntik silikon untuk memperbesar rudal seseorang. Tamat.

08 Agustus 2009

KISAH MR BON 6 (TELANJANG BULAT)

MR BON bak JAMES BOND 007, kemana-mana selalu berurusan dengan wanita, tak terkecuali saat tinggal di hotel. Disisi lain MR BON membawa serta rombongan dari negara asalnya. Kalau kita tidak pernah menanyakan dari mana asal-usul mereka tentu tidak akan pernah mengira kalau rombongan mereka ternyata WNA, ya bagaimana tidak, mereka yang dulu saat jaman penjajahan menjadi kuli kontrak dan dipekerjakan paksa di Suriname, kebanyakan orang-orang Jawa tulen. Yang membedakan mereka tidak bisa berbahasa Indonesia, namun fasih berbahasa Belanda dan Jawa. Bentuk fifiknya juga persis dengan orang-orang jawa era empat puluhan, dengan tinggi badan yang relatif masih pendek, sekitar 155 cm dengan kulit yang cenderung berwarna gelap.

Salah satu anggota rombongan MR BON sebut saja Sutini, seorang wanita paruh baya, ya... tidak bisa lagi dikatakan muda. Usia mungkin sekitar 45 tahunan, dengan badan yang sudah melar menunjukkan ia sudah bukan lagi seorang gadis. Badannya agak sintal dan rambutnya keriting dengan kulit sawo matang, tapi matangnya kayaknya sudah cenderung bonyok, kalau tidak bisa dikatankan pembawalap alias perempuan berbadan gelap. Tidak ada yang aneh selama ini pada Sutini, hari-harinya dijalani dengan biasa. Setelah bangun pagi, biasanya Sutini, MR BON dan kawan-kawannya ngerumpi di kursi dekat kolam renang depan kamarku. Selanjutnya siang hari ia sering pergi bersama rombongan. Entah kemana perginya aku gak tahu. Kalau dikatakan ngurusi korban gempa, lha wong semua sudah kembali normal kok, mungkin ya karena mereka merasakan kerindual yang begitu dalam terhadap kampung halamannya, Tanah Jawa.

Siang itu ada sesuatu yang aneh pada diri Sutini. Ia yang tinggal dikamar seberang kamarku, yang tidak dilengkapi dengan AC, mungkin sedang merasakan gerahnya udara Kota Gudeg. Saat Pak De, temanku lewat depan kamarnya, pintunya tidak ditutup, secara sepontan mata Pak De melirik ke dalam kamar Sutini, dan alangkah terkejutnya Pak De, ternyata Sutini tanpa menutup badannya dengan sehelai benangpun tidur tengkurap. Kontan saja seisi hotel langsung heboh, waduh...ayak...ayak... wae tuh Wong Jowo yang jadi WNA. Masya Alloh, Sutini...Sutini..., Ngono yo ojo Ngono, ini negeri yang berpenduduk mayoritas muslim, bukan kota nudis, tau sopan santun sedikit kenapa ?

29 Juli 2009

KISAH MR BON 5 (MIKIR MATI)

Kehidupan di dunia ini merupakan salah satu siklus yang dialami bagi setiap makhluk Alloh yang telah ditentukan masanya oleh-Nya. Tak terkecuali manusia yang diciptakan sebagai khalifah di muka bumi, Alloh telah menentukan umurnya sejak Zaman Azali, jauh sebelum kita diciptakan. Jika sudah sampai saatnya, sedikitpun kita tidak akan bisa menolak ataupun menundanya, dimanapun tempatnya dan kapanpun waktunya. Maka tidak jarang orang yang masih muda belia, bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa ataupun yang sudah kakek-nenek dengan tiba-tiba meninggal dunia mendahului orang-orang tercinta disekitarnya. Cukup banyak ayat-ayat Al Qur’an yang tentang kematian, salah satunya dalam QS Al Ankabut 29 yang artinya; “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. “ Dari ayat tersebut telah di tegaskan, setiap yang berjiwa akan merasakan mati, baik itu golongan manusia, hewan, bakteri, jin, malaikat dan seluruh makhluk ciptaan-Nya, hanya Dialah sang Khalik yang hidup kekal selama-lamanya.

Rosulpun telah mengajarkan kepada segenap ummatnya untuk selalu mengingat akan mati, sebab dengan mengingat mati kita akan menyadari bahwa kehidupan di dunia ini tidak lebih dari seperti seorang musafir yang sedang mampir minum. Hanya sebentar saja, rerata 60 tahunan, sementara kita berada dalam alam kubur mungkin bisa ribuan tahun dan di akherat kelak akan kekal selama-lamanya. Untuk itulah kita perlu membekali diri untuk menyongsong kehidupan nan abadi, kehidupan haqiqi yang ada pangkal tak ada ujung dimana disitu seseorang akan mendapatkan kenikmatan yang belum pernah terbayangkan dan belum pernah ada di dunia atau mendapatkan siksa yang Maha Keras jika masuk ke neraka. Na’udzubillah.

Alkisah sore itu, temanku Pak De ketemu MR BON yang dilihat paginya habis menggandeng perempuan tua. Setelah bla...bla.... ngobrol dengannya, Pak De akhirnya pada pembicaraan selanjutnya memberikan “petuah” pada MR BON, “Wong ya sudah tua MBOK YA MIKIR BAKAL MATI.” Hem..... dengan begitu ringannya ternyata MR BON memberikan jawaban yang tak diduga-duga “ Oalah Pak De, MATI KOK DIPIKIR.” Ya kalau MR BON termasuk orang Atheis atau orang Kafir yang tidak mempercayai akan adanya kehidupan akherat, tidak mempercayai akan adanya hari kebangkitan, dimana hanya dengan tiupan Sang Sakala kita bakal dibangkitkan untuk menjalani pengadilan akherat yang Maha Adil, wajar saja kalau dia berucap seperti itu. Tapi sejujurnya saya juga tidak tahu agama apa yang MR BON anut, karena semua aktifitasnya hanya terbatas urusan duniawi saja. Tidak pernah aku melihat akan aktifitas dia mempersiapkan diri untuk menyongsong kehidupan yang berhubungan dengan kehidupan pasca kematian.

22 Juli 2009

KISAH MR BON 4 (RINDU KAMPUNG HALAMAN)

Sebagai prajurit di salah satu Bank Plat Merah, aku harus selalu siap untuk ditempatkan di setiap bagian dan dimanapun di unit kerja Bank berada. Ya inilah yang namanya mencari sesuap nasi dan segenggam berlian. Konsekwensinya bila membawa keluarga persis kayak kucing yang baru beranak, pindah sana pindah sini sambil menggigit anak2nya (nggak bisa digendong kayak Mbah Surip). Dampak lain yang tidak aku ingini, anak-anak jadi kehilangan kampung halaman, masa kecil yang biasanya akan diingat sepanjang masa, hilang, enggak tahu lagi siapa yang menjadi teman2nya saat itu. Atas dasar pertimbangan tersebut menjadikan salah satu alasan aku untuk berpisah sementara dalam menjalankan tugas, sementara istri dan anak-anakku tetap di lain kota.

Kisah kerinduan kampung halaman juga terjadi pada MR BON. Sebagai Orang Jawa tulen yang terlahir di Suriname dan sekarang tinggal di Belanda, saat ke Indonesia kerinduan melihat kampung halaman tempat para leluhurnya dulu muncul. Kebetulan MR BON punya leluhur dari daerah yang sama denganku, yakni daerah Purworejo, Jawa Tengah. Alkisah, hari itu MR BON minta diantarkan oleh PAK DE, kawanku kos, untuk ke Purworejo. Setelah ditanya Purworejonya dimana, MR BON tidak bisa menunjukkan lokasi tepatnya. Pokoknya Purworejo ! Mungkin dalam benaknya Purworejo itu sebuah kampung kecil, yang orang2nya sekampung kenal semua. Aku sendiri pernah mengalami kisah yang menggelikan. Dulu sewaktu aku berkunjung ke saudaraku di Purworejo, tapi bukan dikotanya, sekitar 20 km dari Kota Purworejo, pernah aku ditanya, “ Mas Khudori di Lampung kenal sama Parmin ?” Aku langsung menimpali; “Lho Mas, Lampung itu Propinsi lho bukan Ndeso, lha kalau sebelumnya tidak pernah ketemu saya ya ndak kenal tho ? Hem.... kalau Parmin tu seorang artis, tokoh, atau malah teroris bisa saja dia gak kenal aku tapi mungkin aku tahu dari media meski belum pernah ketemu, pikirku.

Atas kebaikan hati Pak De, akhirnya MR BON diantarkan ke Purworejo. Dengan mengendarai sebuah Jeep, setelah menempuh perjalanan 60 km dari Yogya, sampailah mereka berdua di Purworejo. Tanpa pikir panjang, MR BON oleh Pak De dibawa ke Alun-Alun Purworejo dan disampaikan ke MR BON; “Nah ini Purworejo !” Dasar Pak De, ngerjain orang tua saja, akhirnya MR BON hanya terbengong-bengong, enggak tahu mau kemana. Kali MR BON juga berpikir nggak mungkin lah orang tuaku dulu dilahirkan ditengah alun-alun ! Ya meski sudah tidak tahu lagi dimana para leluhurnya dulu berasal dan dikuburkan, sekedar untuk mengetahui dari daerah mana leluhurnya berada, cukuplah sampai di Alun-Alun Purworejo yang bisa dijadikan cerita untuk teman-temannya dan keluarganya di Negerinya.


19 Juli 2009

KISAH MR BON 3 (INGAT TUHAN)

Pernah dalam rangka tugas plus-plus-nya MR BON tinggal dikamar 108, tepatnya disamping kamarku yakni 107. Aku pada awalnya merasa risih juga begitu tau dia mengambil kamar disampingku. Sempat aku ngomel sama receptionis kenapa harus ditempatkan di kamar sebelahku ? Jawaban klasik pun muncul, karena atas permintaan dia dan kebetulan kamar tersebut pas kosong. Ya, karena lokasi yang paling strategis dan paling nyaman, tiga kamar dilantai 1 yang langsung menghadap kolam renang termasuk kamarku adalah kamar2 yang sangat dikehendaki para tamu. Namun sebagian besar tamu yang berlangganan dan keluar masuk hotel telah tahu kalau ketiga kamar tersebut dihuni cukup lama oleh orang2 yang ngekos cukup lama, termasuk diriku yang telah mendekati 3 tahun. Untuk kedatangan yang akan datangpun MR BON maunya tinggal di kamar 108 lagi, namun karena sudah terisi sama pasangan KALBU alias Lokal dan Bule yang sudah cukup lama, hanya tersedia kamar-kamar yang lainnya. Namun tetap saja aku bertetangga dengan kerbo-kerbo dikiri kanan (maaf Blogger, kalau mereka yang pada melakukan kumpul kebo, rasanya juga pantes khan kalau penghuninya aku panggil kerbo ?).

Benar juga, selama MR BON tinggal di kamar 108, suasana sekitar kamar menjadi cukup gaduh. Tamu-tamunya setiap hari selalu berdatangan, dan cilakanya karena didepan kamarku persis ditepi kolam renang terletak meja dan kursi taman, disitu menjadi tempat mangkal para wanita penjaja cinta yang suka menemani MR BON. Ya tinggal mau yang mana, MR BON langsung tunjuk. Tawa ria dan canda diantara wanita penjaja cinta seringkali aku dengar dari dalam kamar. Blogger, jangan buru-buru mengatakan “Wah enak dong bisa cuci mata ?,” bagiku rasanya mata malah tambah sakit. Ya kalau yang dilihat orangnya kayak Luna Maya, pasti Bloggerpun sangat ingin untuk sering-sering bermain ke tempat kosku. Lha...ini, seperti yang aku ceritakan sebelumnya, wanita-wanita tersebut yang barangkali sudah lebih pantas kita panggil SIMBOK, so pasti Blogger-pun bisa ngebayangin seperti apa penampilan mereka. Blass.... gaka ada kata menariknya sama sekali kok. Aku sendiri jadi sangat heran, kenapa ya kok MR BON milihnya orang2 seperti itu, bukannya cari yang muda, cantik, dan pasti itu bisa tinggal hubungi saja broker-broker yang ada seperti juga yang dilakukan Bapak-Bapak penikmat surga dunia yang lain.

Pernah suatu ketika aku pas pulang kantor, begitu sampai didepan kamar aku melihat MR BON sedang menikmati minum teh dan hidangan ringan di meja depan kamarku, seperti biasa selalu ditemani oleh wanita. Tidak lama kemudian muncul dari belakangku wanita yang lain, dan langsung bertanya kepada temannya “SUDAH SHOLAT BELUM ?” Masya Alloh, hanya kalimat itulah yang aku ingat dari obrolan mereka, namun yang membuatku terhenyak, sebagai mana fitrah manusia yang telah diciptakan oleh-Nya, meskipun mereka telah bergelimang dengan dosa, apakah kalimat tersebut merupakan kalimat yang serius atau hanya kepura-puraan belaka, sungguh aku tak mengerti. Tapi intinya mereka masih tetap INGAT TUHAN. Ya tapi untuk apa kalau cuman INGAT TUHAN tanpa menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya ? Sama juga lah kalau aku sebagai seorang Banker punya nasabah, terus nasabahnya ngomong SAYA INGAT DENGAN HUTANG SAYA KOK tetapi cuman ingat dan tidak mau bayar, Bloggerpun kalau digitukan pasti marah bukan ?

14 Juli 2009

KISAH MR BON 2 (TUA-TUA KELADI)

Usia MR BON yang telah mencapai 67 tahun bukanlah usia yang muda lagi. Pada usia tersebut sudah sepantasnya MR BON dipanggil Kakek alias Simbah, ya karena seusia dia memang sudah bau-bau tanah. Bagi kaum muslimin, usia segitu sama artinya sudah mendapatkan bonus 4 tahun, jika dibandingkan dengan usia Nabi Muhammad SAW yang wafat pada usia 63 tahun (Hijriyah) yang tentunya berbeda dengan jumlah tahun Masehi. Usia seperti MR BON seharusnya lebih banyak digunakan untuk melakukan pendekatan diri kepada Sang Khalik, karena harus disadari setiap saat maut akan menjemput. Manakala maut telah menjemput, yang sakarotul mautnya lebih sakit dari sayatan-sayatan pedang yang paling tajam, tidak akan ada lagi arti sebuah penyesalan. Segala kenikmatan yang ada didunia akan ditinggalkan, dan hanya amal sholeh saja yang akan menghantarkannya kepada Sang Khalik. Tapi tidak demikian yang terjadi pada MR BON. Seperti pepatah yang mengatakan TUA-TUA KELADI, SEMAKIN TUA SEMAKIN MENJADI.

MR BON bersama teamnya menjalankan tugasnya selama beberapa bulan, setelah itu mereka kembali ke Negaranya. Selang beberapa bulan kemudian secara periodik mereka datang untuk terus melanjutkan missi kemanusiaanya dan terus kembali lagi kenegaranya, begitu seterusnya. Selama aku tinggal di hotel ini mereka akan segera datang untuk yang keempat kalinya. Dari satu sisi kita tentunya sangat menghargai upaya Pemerintah mereka yang telah mengirimkan Team Medis, dan juga terhadap Team Medis tersebut yang telah banyak membantu para korban gempa. Disisi lain, setiap kedatangan MR BON selalu menjadikan hotel ini tambah meriah, bukan hanya dia kedatangan para koleganya, orang-orang yang pernah ditolongnya tetapi juga kedatangan para wanita penghibur yang berusaha mencari kepeng darinya. Memang patut diakui keroyalan MR BON terhadap orang-orang yang telah dikenalnya yang begitu mencolok. Sejumlah uang senantiasa ia berikan, tak lupa setiap ia keluar hotel, tak jarang pulangnya membawa oleh-oleh untuk para Room Boy. Jadilah para Room Boy disini merasa begitu senang setiap kali kedatangan MR BON.

Pada awalnya aku merasa bingung begitu melihat MR BON gonta-ganti pasangan. Yup.... tunggu dulu Blogger, Anda pasti mengira para Wanita yang dibawa oleh MR BON adalah wanita-wanita cantik nan seksi yang tinggi dan cantiknya kayak Manohara dan bibirnya seksi kayak Monalisa serta mata indahnya seperti Lady Diana, atau paling tidak seperti Para Wanita yang bergelut di dunia Agen Rahasia seperti mereka yang mengelilingi James Bon 007. Hem.... kalau para wanita yang mengelilinginya seperti itu, akupun akan berdecak kagum. Ya.... ampyun....., kalau Blogger juga membayangkan seperti itu sungguh salah besar. Wanita-wanita yang dibawanya gonta-ganti berasal dari SARKEM alias Pasar Kembang, sebuah daerah lokalisasi di belakang Malioboro !!! Hey,.... bagi Blogger yang belum tahu SARKEM, kalau ke Yogya gak usah tanya2 disebelah mana ya. Kecuali bagi Anda yang telah berusaha mencari pacar namun ditolak dan punya prinsip CINTA DITOLAK, SARKEM ISIK BUKAK ya silahkan-silahkan saja dengan segala konsekwensi ditanggung sendiri. Terus gimana ujudnya wanita2 penjaja antara paha tersebut ? Sungguh tak terbayangkan !!! Banyak diantaranya adalah para wanita yang biasa dikonsumsi oleh para tukang becak dengan tarif Goceng !!! Sungguh loh ! Silahkan kalau Anda yang belum pernah tahu untuk beimajinasi sendiri. Tapi itulah MR BON, dengan usianya yang sudah mendekati Maghrib tapi kalau menyangkut urusan yang satu itu, benar-benar gila, MAKIN TUA MAKIN MENJADI.

08 Juli 2009

KISAH MR BON 1 (BERMULA DARI MUSIBAH)

Blogger, untuk beberapa posting kedepan akan saya paparkan KISAH MR BON yang sebenarnya merupakan kisah lama, namun sebentar lagi MR BON akan kembali lagi ke Hotel ini.

Setiap kali kejadian akan membawa hikmah, dan ini penting untuk dijadikan pengalaman guna meningkatkan ketakwaan. Alloh tidak akan membebankan suatu cobaan kepada ummat-Nya yang tidak sanggup ditanggungnya, di depan Dia semua sudah terukur. Namun tidak semua orang akan mampu mengambil hikmah, apalagi bagi orang-orang yang hatinya telah beku, pandangan matanya telah diputarbalikkan oleh kesesatan sehingga tidak mampu lagi untuk memahami kebenaran dan terjadi kecenderungan perilaku yang menyimpang yang semakin jauh dari norma-norma yang telah ditetapkan agama.

Berawal dari kejadian Gempa Yogya 27 Mei 2006 yang telah menghentakkan dunia, dimana jumlah korbannya cukup banyak, meski kalau dilihat dari skala Richter tidak terlalu besar, namun karena kedangkalan pusat gempa sanggup meluluhlantakkan Yogya dan sekitarnya. Hal tersebut didukung dengan banyaknya rumah-rumah lama dimana konstruksinya banyak menggunakan campuran kapur dan tidak dilengkapi beton bertulang sehingga sama sekali tidak tahan gempa. Banyaknya korban jiwa tersebut mendorong komunitas internasional untuk mengulurkan tangan membantu Masyarakat Yogya yang sedang mengalami musibah. Salah satu negara yang peduli yang dulu ratusan tahun menjajah Indonesia yakni Belanda dengan mengirimkan team medis yang dipimpin oleh MR BON.

MR BON sendiri adalah seorang Dokter yang telah berumur 67 tahun dan Asli Keturunan Wong Jowo yang lahir di Suriname, sebuah negara di Amerika Latin yang saat penjajahan dulu digunakan Belanda untuk menampung para kuli kontrak untuk menggarap perkebunan dan dijadikan budak disana. Dengan kemajuan jaman, tidak sedikit Wong Jowo di Suriname yang akhirnya mengenyam kemajuan, ada yang jadi Mentri, Pejabat lain dan tak terkecuali MR BON yang menjadi seorang Dokter. Adanya hubungan penjajahan dimasa lalu, menjadikan MR BON yang sempat mengenyam pendidikan di Belanda akhirnya menjadi Warga Negara Belanda dan tinggal di Belanda. Atas pertimbangan KeJawaannya ini maka dengan adanya musibah gempa bumi yang dahsyat tersebut MR BON dan teamnya dikirim ke Yogya dalam waktu yang cukup lama. Selama itu pula MR BON dan teamnya tinggal di hotel tempatku tinggal. OK Blogger, kedepan silahkan kisah-kisah uniknya pada orang yang sebenarnya sudah mulai bau-bau tanah tersebut.

29 Juni 2009

UJIAN KEIMANAN

Aku punya seorang teman (sebenarnya ia teman Istriku yang cukup akrab) yang cerdas dan pandai merangkai kata-kata. Hobbynya yang suka membaca dan ditunjang intelegensianya yang tinggi, sering dia tuangkan dalam kisah-kisah singkat di Facebook yang banyak membuat orang terpesona, terpana dan haru dan bahkan tidak sedikit yang yang meneteskan air mata. Cukup layak sebenarnya dia untuk menjadi seorang penulis yang mempunyai nilai jual.

Salah satu kisah yang pernah kubaca dan cukup membekas dibenakku adalah kisah “SLILIT.” Meskipun kisah itu dia sebutkan saduran dari bukunya Emha Ainun Najib, namun dengan ditambah dengan sedikit ulasan dan kritikan, sebenarnya bisa menjadi bahan sindiran bagi siapapun yang hidup curang, korup, dan mengambil hak orang laindengan tidak syah. Cerita singkatnya sebagai berikut : Malam itu ada seorang Kyai yang selesai menghadiri hajatan dirumah warga setempat bersama-sama santrinya. Usai menikmati makan malam, mereka berpamitan pulang dengan berjalan kaki. Saat melintasi rumah warga yang terbuat dari kayu, Sang Kyai mencongkel sedikit kayu (yang digunakan sebagai pengganti tusuk gigi) untuk menghilangkan ‘SLILIT’ yang menyangkut digiginya. Rupanya dari hal yang sangat kecil inilah justru menjadikan penghambat Sang Kyai untuk masuk ke Surga.

Sekilas, cerita diatas seakan-akan terlalu mengada-ada, namun bila dihayati, sebenarnya setiap ucapan serta tindakan sekecil apapun yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban didepan Alloh SWT kelak, sebagaimana firman Alloh SWT dalam Quran Surat An Nisaa’ Ayat 40 yang artinya : “Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.” Bukal hanya sekedar kayu sebesar lidi, setiap hal sebesar zarrah/atom yang mata kita sendiri tidak akan mampu melihatnya, niscaya akan mendapatkan balasan dari-Nya. Alangkah indahnya kehidupan di dunia ini dan di akherat kelak, manakala setiap Anak Adam memahami dan mengamalkan Ayat Al Qur’an tersebut. Korupsi, pencurian, perampokan, penipuan, riba tidak akan ada. Mungkin juga tidak akan terjadi kehidupan dengan jurang yang demikian dalam antara Si Kaya dan Si Miskin di dunia ini. Namun semua itu hanyalah mimpi, apalagi di Indonesia yang begitu telah merajalelanya perilaku korupsi dan kejahatan lainnya.

Kemranjen, nama sebuah daerah mendekati Kota Gombong kalau dari arah Cirebon. Sebagai anak kos, hampir tiap minggu akupun melewati daerah ini. Malam itu, tepat pukul 24.00 Travel Fadila yang menjadi langgananku berhenti untuk mengisi bahan bakar di POM BENSIN Kemranjen yang masih baru. Aku sendiri baru sekali ini berhenti di POM BENSIn tersebut. Kemegahan POM BENSIN ini sangat luar biasa. Keindahan dan sentuhan artistik ada disetiap bagian, mulai dari Gazebo, dinding, Musholla, tempat wudlu yang airnya mengalir dari sederetan “Guci Antik” sampai restorasinya yang asri. Sebagian besar bagian bangunan terus masih dilakukan finishing. Yah, untuk membuat sebuah POM BENSIN membutuhkan investasi yang extra besar, antara Rp. 5 Milyar hingga Rp. 18 Milyar bahkan jauh lebih besar dari itu, dengan masa BEP selama 10 tahun. Tentu orang-orang yang berkelebihan uang yang mau berpikir untuk membangunnya. Dan, sangat memungkinkan bisnis semacam ini menjadi lahan empuk untuk Money Loundring.

Sambil menunggu pengisian BBM, aku memanfatkan untuk buang air kecil. Sederetan WC yang baru siap menampung air seni Anda. Tapi, wuih... ternyata aku masuk kok ya aromanya menyengat, mungkin ada orang yang masuk dan kencing sembarangan. Tepat didepan pintu keluar terletak sebuah kotak untuk menampung Uang Kebersihan yang digembok dengan menggunakan gembok yang cukup besar. Belum ada tulisan berapa besar tarifnya, namun yang saya tahu, bisa dikatakan seragam, di POM BENSIN manapun umumnya ditulis “MANDI RP. 1.500, KENCING RP. 1.000,-“ (Blogger, saya pernah membuat bingung penjaga kotak kebersihan demikian setelah aku tanya; “Mas kalau orang mandi tapi juga kencing terus bayar berapa ?”) sebagaimana aku yang setiap mandi hampir dipastikan juga kencing. Sebagai seorang yang super jujur pasti ANDA akan membayar Rp. 2.500,- bukan ?

Saat aku membuka dompet untuk membayar “Ongkos Kencing” ternyata tidak ada uang ribuan, yang ada adalah pecahan Rp. 100.000,- dan... Alhamdulillah masih terselip lembaran Rp. 5.000,- Aku teringat cerita SLILIT dari kawanku. Sebenarnya kalau aku mau curang, bisa saja langsung kutinggalkan kotak tersebut, toh enggak ada yang jaga dan melihatnya kecuali Alloh SWT dan Malaikat-Nya.Ujian Keimananpun datang, jadilah aku kencing dengan membayar Rp. 5.000,- yang tak letakin saja diatas kotak tersebut. Akupun malas kalau harus menukar ke Cassier POM BENSIN yang jaraknya cukup jauh, sementara Travel sudah menunggu didekat WC. Tak terbayangkan, seandainya saya ataupun Anda mengalami hal yang sama dan di dompet hanya ada pecahan uang Rp. 100.000,- ataupun Rp. 50.000,- yang kalau di Cirebon bisa mendapatkan hampir 1 tanki air isi ulang yang berharga Rp. 125.000,- ? Bisa-bisa saya ataupun Anda mengabaikan untuk tidak membayar, ah.... cuman seribu perak aja kok, apa artinya dengan investasi puluhan milyar ? Astaghfirulloh, justru dari uang seceng itulah bisa menjadi penghalang kita untuk masuk Surga !!! Bagaimana dengan para koruptor yang telah banyak memakan uang uang negara dan mengisap keringat rakyat ? Mungkin akan lebih elegan kalau dalam kotak seperti itu diberi tulisan standar tarifnya dan ditambahi “KAMI IKHLAS ANDA TIDAK BAYAR BILA TIDAK ADA UANG RIBUAN” sehingga orang-orang yang tidak bawa uang receh tapi jujur tidak terbebani di akherat kelak, dan bagi pemilik POM BENSIN bisa menjadi lahan amal tersendiri. Terima kasih temanku, Bu Rinche, yang telah mengajari arti sebuah kejujuran, semoga apa yang telah Anda tuliskan bisa menjadi amal baik disisi-Nya kelak. Amin.

17 Juni 2009

TANGISAN PEMUDA DI DEPAN AYAHNYA

Semakin berkembangnya volume bisnis dan tuntutan pengembangan organisasi, perusahaan tempatku bekerja mulai merekrut tambahan tenaga, terutama tenaga dibidang pemasaran. Aku telah diamanahi oleh Direksi untuk melakukan rekruitmen tenaga pemasar, dan Alhamdulillah beberapa orang telah bergabung dengan perusahaan tempatku berkarya. Ya, bak sari madu di kelopak bunga yang senantiasa diburu oleh kawanan tawon yang terbang bebas. Terbayang begitu banyak orang yang bersaing untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, kalau melihat kondisi tersebut, alangkah berdosanya aku kalau tidak pandai mensyukuri apa yang telah Dia berikan padaku.

Dari sejumlah tenaga pemasar yang telah kurekrut, diantaranya adalah dua orang wanita. Satu diantaranya, sebut saja namanya Cantik (bukan nama sebenarnya). Pada awalnya aku sedikit ragu akan kemampuannya, berhubung saat wawancara timbul kesan bahwa yang disodorkan adalah calon-calon nasabah yang berkutat disekitar Pasar Beringharjo saja, yang sekala usahanya sebagian besar masih tergolong mikro. Wah kapan targetku akan tercapai. Tapi ada satu hal yang sungguh membuatku terkagum-kagum, dan inilah mungkin sebagai jalan Tuhan untuk mempertemukan Cantik denganku dan bergabung di perusahaan yang kunakhodai di Yogyakarta. Cantik adalah seorang muallaf, belum terlalu lama, baru sekitar 5 tahunan. Sebelumnya dia dari kalangan Nasoro yang taat. Sungguh kalau Allah menghendaki sesuatu, hanya dengan Qun Fayaqun, maka yang harus terjadi maka terjadilah. Termasuk Cantik, dengan tiba-tiba saja dia bisa membaca Surat Al Fatihah dan membaca tulisan Arab tanpa belajar sama sekali. Subhanalloh. Akhirnya sekeluarga Cantik memeluk Islam, Alhamdulillah, mereka telah mendapatkan hidayah dari-Nya.

Sejenak aku mencoba untuk menyingkirkan keraguanku, kucoba Cantik untuk memberikan data calon nasabah dalam waktu seminggu, dan ternyata dalam waktu singkat dia telah memberikan sejumlah calon nasabah yang cukup memadai. Atas dasar data yang diberikan, membuatku semakin mantap untuk merekrutnya. Dan, Alhamdulillah, Cantik memang type pekerja yang tanggungjawab, gampang beradaptasi, mudah bergaul, ramah dan mempunyai bakat yang tidak sedikit termasuk jiwa seninya cukup menonjol. Tidak rugi rasanya aku merekrutnya, meski baru berjalan sebulan lebih, sudah tampak beberapa konstribusi yang diberikan.

Sabtu sore, 13 Juni 2009 saat aku berada di Cirebon dikejutkan adanya SMS masuk yang mengabarkan kalau Cantik ditabrak mobil dari belakang. Innalillahi Wainnaillaihi Roji’un. Alkisah, saat berada di depan Taman Pintar, Cantik yang sedang berboncengan motor tiba-tiba mengerem mendadak karena yang didepannya juga mendadak ngerem. Tak disangka, dibelakangnya ada sebuah mobil yang dikendarai seorang pemuda dengan ayahnya tiba-tiba menabrak motor Cantik. Si Pemuda rupanya sedang gak konsentrasi, dan gubrak..... Karena kerasnya benturan, Cantik yang kala itu berboncengan dengan temannya, bagian dada menghantam setang motor, bukan itu saja bagian perut juga menghantam bagian depan motor. Karena kerasnya benturan, saat itu juga Cantik langsung muntah darah, dan terjadi blooding juga dari kemaluannya. Motornyapun bagian belakangnya ringsek. Masya Alloh.... dalam kondisi demikian Sang Ayah dari pemuda yang mengendarai mobil kok ya tega-teganya masih menyalahkan Cantik, maunya lepas tanggungjawab. Sementara sang pemuda yang menyadari betul bahwa dia melamun, sampai menangis melihat tingkah ayahnya. Cantik dibawa ke salah satu Rumkit terdekat, dan ditinggalin uang Rp. 50.000,- Duh kacian bener tuh Cantik, manalagi dianya kos di Yogya, mamanya lagi cek jantung di Jakartasehingga tidak dikabari dan ayahnya bekerja di Surabaya. Cantik akhirnya minta pulang, namun tidak lama kena anfall, dan akhirnya di rawat di salah satu RS. Yang menabrak setelah dikabari bahwa Cantik dirawat di Rumkit, akhirnya menengok. Sekali lagi dia memberi uang Rp. 1 juta, tapi sambil ngedumel, ini khan sudah ditanggung assuransi dll, Ya Rob..... moga Cantik diberi ketabahan dan kesembuhan, sadarkan kepada orang2 yang punya ego begitu tinggi. Amin.

10 Juni 2009

ANAK BAIK-BAIK

Malam itu, seperti malam-malam sebelumnya manakala tidak terlalu capek setelah seharian menjalankan aktifitas di Kantor, aku berenang. Kebetulan malam itu tidak banyak yang ngejebur di kolam renang seperti malam sebelumnya, dimana sebagian orang saya perhatikan berkelakuan aneh. Bagaimana tidak, kadang ada diantara mereka yang berenang tengah malam, pukul 24.00 s/d pukul 02.00 dinihari. Bukan hanya berenang, aktifitas lebih banyak dipakai untuk berendam dan yang sangat kampungan sambil berendam dan bercengkerama sambil merokok. Ya akibatnya abu rokok masuk ke kolam renang.

Setelah berenang sekitar 1 jam, aku bersama Kang Erot dan temannya duduk di kursi tepi kolam renang tepat di depan kamarku sambil menikmati pisang goreng berbalut susu coklat dan jus sirsak. Seperti biasa, kesempatan seperti itu tidak jarang untuk mendiskusikan para penghuni hotel yang punya kelakuan macem-macem, ada yang punya hobi menipu, tidak bayar kamar hotel, ada yang bergonta-ganti pasangan dan banyak hal aneh lainnya. Belum usai kami ngobrol, tiba-tiba Angel, PSK yang paling lama bertahan di hotel ini terlihat membuka pintu kamarnya. Semula aku sama sekali tak peduli, karena aku memang tidak pernah terpikir bertegur sapa dengannya meskipun para penghuni hotel bilang kalau dia cantik, ada wajah Arabnya, dan bahkan kawankupun juga ada yang tertarik dengannya, bagiku, hal terbaik dan paling aman tidak melakukan interaksi apapun dengan orang-orang demikian kecuali kalau mereka membuka diri untuk bicara masalah2 agama, meski aku tidak banyak pengetahuan. Aku agak kaget juga karena tiba-tiba dia mendekati kami yang sedang ngobrol. Seperti biasa, dengan pakaian yang super ketat dan celana super mini yang memperlihatkan sebagaian besar tubuhnya, justru aku merasa muak dan jijik. Dia berani mendekat pasti karena ada Kang Erot disitu. Dengan tiba-tiba saja Angel menanyakan ada rokok tidak, tentu saja kami yang tidak merokok justru kaget juga kok Angel menanyakan rokok. Tanpa kami jawab dia langsung ngomong “ANAK BAIK-BAIK, GAK ADA ROKOK.” Ya Alloh, dalam kebejatannya ternyata dia masih nyadar kalau apa yang dilakukan sejatinya tidak baik, aku tidak berucap hanya pikiranku mengatakan demikian.

06 Juni 2009

NGUPING OBROLAN

Belakangan ini hari-hariku teramat sibuk, disamping beberapa kali tidak sempat pulang ke Cirebon, yah...nasib anak kos, seringkali di Kantor sampai malam untuk menyelesaikan segala pekerjaan. Hari Jum’at lalu, 5 Juni 2009 ada acara launching gadai syariah di Kanca dan Capem yang dihadiri rekan2 dari KP dan juga My Big Boss. Alhamdulillah serngkaian acara berjalan lancar, dan hari itu juga sudah cukup banyak orang yang menggadaikan emas. Usai acara dan makan malam di Iga Bakar Sapi Bali di daerah Monjali yang rasanya mak nyusss...., selanjutnya aku mengantarkan ke Bandara Adisucipto Yogyakarta. Setelah usai check in, aku tidak menunggu sampai take off, karena Pesawat Garuda baru take off jam 19.45 sementara aku belum siap2 untuk pulang ke Cirebon dengan naik Kereta Bima (Biru Malam) pukul 22.14.

Aku tiba di Stasiun Tugu pukul 19.30, dan tepat pukul 22.05 Kereta Bima dari Surabaya memasuki Peron 3. Aku mendapat tempat duduk di Gerbong 4 tempat duduk di kursi no. 5 B. Kebetulan penumpang disampingku seorang lelaki dari Surabaya yang hendak turun di Purwokerto. Ah lumayan pikirku bisa agak leluasa kalau duduk sendiri. Tak lama setelah kereta berangkat, aku lihat tempat duduk didepanku, deretan kursi no 6 A dan 6 B ternyata kosong, aku langsung pindah dikursi tersebut. Karena kelelahan, aku sempat tertidur pulas di ruangan yang begitu dingin meski sudah dibalut kain selimut. Tak terasa dua setengah jam kemudian kereta memasuki Stasiun Purwokerto. Betul juga lelaki yang tadi disampingku langsung turun, aku tadinya mau pindah ketempat dudukku yang benar, ah... tapi udahlah kecuali kalau tempat duduk yang sekarang aku duduki ada yang punya. Hem.... ternyata tempat duduk yang kududuki benar kosong, sementara di barisan kursi No. 5 di tempat dudukku yang asli ada seorang perempuan muda yang baru naik dari Stasiun Purwokerto.

Tidak lama setelah kereta meluncur, sang wanita tadi asyik bertelpon ria, sementara aku yang sejak semula kursiku agak kurobohkan membuat jarak tidak terlalu jauh dengan wanita tersebut. Karena sudah lumayan tidurku, setelah dari Stasiun Purwokerto aku masih terjaga, apalagi denger suara orang nelpon, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 dinihari. Cukup lama ia ngobrol, sampai jam 01.30 masih saja terus ngobrol, isinya kelihatan hal2 yang menyangkut kemesraan. Ah, anak muda ini lagi ngobrol sama pacarnya, sperti yang sering aku dengar manakala lagi naik travel ataupun kereta. Akupun tidak memedulikannya, pun toh aku dulu juga pernah muda. Cuman, setelah sekian lama bertelpon ada sesuatu yang mengagetkannku, intinya”Ah kamu jangan ngomong aja donk, buktikan !!! Oh ya, kamu udah mau sampe kerumah ya ? Kalau udah sampe rumah jangan telpon aku lagi ya, entar ketahuan istrimu !!!” Masya Alloh, ternyata sang wanita muda it sedang bermesraan lewat telpon dengan suami orang. Benar kata istriku, untuk senantiasa berhati-hati, sekarang ini banyak sekali wanita yang tidak lagi melihat status lelaki apa sudah menikah ataupun belum, yang penting bisa diajak enjoy......, berapapun usianya digasak. Hal itu cukup banyak terjadi di Cirebon, bahkan sempat ada teman istriku yang suaminya kepincut dengan teman anaknya yang sedang kuliah..... Masya Alloh, untung bisa cepat ketahuan dan diselamatkan. Padahal kalu orang beriman tahu kalo sekali melakukan zina segala amalan baiknya selama 70 tahun akan sirna, seharusnya bisa menjadi bahan pertimbangan utama untuk menjunjung tinggi tali perkawinan nan suci. Tidak harus kita mulai lagi dari NOL seperti di pom bensin karena sirnanya segala amal baik yang telah kita lakukan. Na’udzubillahimindhalik.

03 Juni 2009

KISAH SEPUTAR SECURITY

Sejak aku tinggal di hotel ini hampir 3 tahun yang lalu sudah sering terjadi pergantian security. Ada security yang memng dikeluarkan gara-gara kerjanya tidak baik, namun sebagian besar mereka mengundurkan diri dengan alasan yang hampir sama yakni ingin mencari penghidupan yang lebih baik. Bagaimana tidak, dengan gaji yang minim dan jam kerja yang melebihi ketentuan yang telah ditetapkan Depnaker, akhirnya tidak sedikit yang hanya bertahan sebentar. Di hotel ini hanya ada 2 orng security, itu artinya setiap security dapat shift selama 12 jam per hari, belum lagi kalau temannnya sedang berhalangan hadir maka otomatis harus 24 jam standby di hotel, meski tidak jarang akhirnya tertidur di Pos Security. Seandainya saja pemilik hotel terbuka hatinya, memahami bagaimana meng-uwongke pekerja, dilandasi niatan baik sebagaimana tuntunan Rosululloh pasti security-nya ditambah minimal 1 orang lagi. Tapi itulah wajah kita, pekerja yang dalam posisi inferior akhirnya mau saja menerima pekerjaan yang berat dengan gaji yang minim. Dapat dipastikan itu semua karena keterpaksaan.

Ada salah satu security yang aku pandang baik, punya kepedulian yang tinggi dan rajin beribadah disamping orangnya ceria dan ramah. Aku perhatikan dia sangat bahagia, ya Alhamdulillah karena disamping kerjanya jauh lebih ringan dengan tanggungjawab yang jelas, salary-nyapun lebih 3 x lipat dibanding penghasilan saat kerja di hotel, belum lagi masih ada beberapa komponen tunjangan lain termasuk jaminan kesehatan buat ybs dan keluarganya yang ditanggung perusahaan, meski dia bekerjanya sebagai karyawan outsourching yang ditempatkan di tempatku bekerja.

Mundurnya security yang terbaru terjadi sekitar 1 bulan yang lalu, sebut saja namanya Sigit. Alasan pengunduran diri apalagi kalau bukan mencari penghidupan yang lebih baik. Dia sendiri termasuk security yang masih relatif baru, rasanya paling disini hanya sekitar 5 bulanan. Aku sendiri melihat dia enggak sreg, orangnya over acting dan kelihatannya bisa menjadi fasilitator antara penghuni hotel dengan tamu yang memerlukan. Pernah aku tegur gara-gara kelakuan dia didepanku yang sok senggal-senggol sama cewek hotel. Mungkin karena kebiasaanya tersebut akhirnya Sigit keluar dan ikut Dewi dan Pacarnya (yang pernah aku posting dengan judul Hancurnya Masa Depan, 18 April 2009 dan Cewek SMU Bispak 3 Februari 2009). Dewi meninggalkan hotel yang konon untuk membuat pupuk organik. Sigit yang mencarikan kontrakan gudang, dan disana ia bekerja. Ngakunya sih mau bekerja di pabrik garmen, namun setelah dicek oleh room boy ternyata dia bekerja digudang pupuk dari kotoran hewan. Konyolnya, Dewi dan pacarnya masih punya hutang kamar sebesar Rp. 3 juta pada hotel, karena itikad yang tidak baik. Oleh hotel, barang-barang berupa TV, pakaian dan barang lain milik Dewi disita dan ditahan oleh hotel. Makanya Sigit, bekerjalah yang bener, bergaul dengan orang-orang yang bener dan dengan cara yang bener, Insya Alloh akan diberikan jalan yang bener oleh-Nya. Amin.

26 Mei 2009

WO.....O..... KAMU KETAHUAN

“Hallo Anto, aku mau nanya Hotel Semar itu betul di Jalan Pendawa 99 Yogyakarta ya ?” Tanya Ferry melalui handphone. (Untuku kepentingan privacy, nama hotel dan jalan saya samarkan).
“Ya betul. Ngapain kamu mau ke Hotel Semar ?” Tanya Anto yang sebenarnya juga tinggal di Hotel Semar dimana aku tinggal.
“Aku mau ketemu sama temanku.” Jawab Ferry.
“Ya Oke, kamu langsung saja kesana.” Sahut Anto.

Percakapan dua teman tersebut terjadi sore tadi, 26 Mei 2009 saat hujan turun deras dimana Anto sedang duduk-duduk santai di Lobby Hotel. Tidak jauh dari tempat duduk Anto duduk seorang wanita cantik yang baru datang di hotel ini kemarin sore. Dengan penampilan yang trendi, rambut dicat dengan warna merah tembaga, ditunjang dengan body yang elok dan tutur kata yang memperlihatkan dirinya seorang intelek, akan mampu membius para lelaki yang lemah iman.

Tak lama kemudian, handphone wanita tersebut, sebut saja Siska berdering. Sayup-sayup terdengar obrolan kalau ada seseorang yang sudah berada di halaman hotel untuk menemui Siska. Ya...ampun, ternyata yang datang adalah Ferry, teman si Anto. Sejenak Ferry kaget melihat ada Anto yang duduk tidak jauh dari Siska.

“ Loh, kok kamu ada di sini Anto ?” tanya Ferry.
“Aku khan disini sudah cukup lama, lebih dari satu tahun.”Jawab Anto.

Meski diliputi perasaan yang begitu kaget, Ferry sejenak mengajak ngobrol Anto dan selanjutnya menemui dan ngobrol dengan Siska. Entah memang murni urusan bisnis atau hanya akal-akalan, obrolan telah sampai ke soal penanaman modal. Ada dua peluang yang ditawarkan, untuk eksplorasi tambang batubara membutuhkan modal minimal Rp. 2 Milyar sementara kalau untuk usaha ekspedisi DHL membutuhkan dana antara Rp. 500 juta sampai Rp. 1 Milyar.

“OK, aku ambil peluang yang DHL saja !” kata Ferry.

Akhirnya, Ferry dan Siska pergi meninggalkan Hotel Semar pukul 15.30

Jam menunjukkan pukul 20.30, aku duduk santai di lobby bersama Pak De yang baru datang tadi sore dan Harun sambil ngobrol ngalor ngidul karena sudah agak lama tidak jumpa. Sebelumnya Pak De ngasih aku kenang2an Ukiran Jati bertuliskan Alloh dn Muhammad dalam bahasa Arab. Makasih ya Pak De. Tidak lama kemudian datanglah si Opik, seorang pengusaha percetakan yang sempat mau ngejago Bupati di tanah kelahirannya. Tidak lama kemudian, datanglah si Anto yang terus menceritakan si Ferry dan Siska, yang sampai malam belum juga datang.

Apa yang terjadi pada pembicaraan Ferry dan Siska menjadi bahan pembicaraan diantara kami. Usai Anto menceritakan dua insan berlainan jenis tersebut, Ferry mengatakan kalau Siska adalah tangan kanan orang yang akan menjalin kerjasama dengan Ferry. Harun, kawanku yang sudah jauh lebih lama tinggal di hotel ini dibanding aku, disamping sebagai seorang Manager perusahaan juga sebagai Lawyer di sebuah Kota Besar. Begitu banyak pengalaman Harun menghadapi modus operandi penipuan. Yang dikuatirkan, kejadian diatas adalah upaya penipuan dengan modus yang sama dengan penipuan kelas kakap lainnya. Banyak wanita yang digunakan sebagai penghibur, mereka ditraining habis untuk dapat melayani calon korban sepuas mungkin. Manakala sang calon korban sudah tidak lagi berdaya, dilanjutkan teken kontrak dan transfer dana. Umumnya mereka yang jadi korban malu melaporkan karena takut diketahui banyak orang termasuk keluarganya. Na’udzubillah, semoga Ferry tidak terperdaya. Amin.

24 Mei 2009

KOMPAK NEGATIF

Kalau di Bank tempatku bekerja sebelum di Bank yang sekarang ada unit kerja yang berisikan sekitar 4 orang, yang umumnya lokasinya agak jauh dari cabang induknya perlu mendapatkan pengawasan ekstra ketat. Manakala moral dan inegritas pegawainya jelek tidak menutup kemungkinan akan terjadi pembobolan yang bisa merugikan perusahaan. Bila mereka melakukan tindakan tak terpuji secara berjamaah dikenal dengan istilah kompak negatif.

Meminjam istilah tersebut di atas, ada kejadian di hotel ini yang melibatkan kakak beradik dan receptionist menyangkut percintaan. Sebut saja namanya Wanti, seorang cewek manis dengan tinggi sekitar 160 cm, rambut sebahu yang tinggal bersama kakak kandungnya, sebut saja Wina. Entah apa sebabnya Wina sangat tidak setuju adiknya berpacaran dengan seorang lelaki yang sebut saja namanya Dedy. Rupanya Wanti masih menurut dengan kakaknya untuk tidak berpacaran dengan Dedy, namun demikian si Dedy tidak serta merta diputuskan, bamun secara perlahan mulai dijauhi oleh si Wanti. Bermodalkan wajah yang manis, Wanti menggandeng cowok lain sebut saja Rosi. Rosi sendiri tidak seganteng Dedy, sehingga barangkali Wanti sangat berat melepaskan Wanti. (Hem... jangan-jangan Dedy malah ditaksir Wina kali ya ?).

Dedy sendiri rupanya tipe penyerang yang tidak kenal lelah, meski berkali-kali tidak ketemu si Wanti saat datang ke hotel, namun dia tidak putus asa, dia masih sering berusaha untuk menemui si Wanti, meski dengan cara sembunyi-sembunyi karena takut dengan kakanya yang tinggal sekamar dengan Wanti. Sandiwara pun disusun, manakala sedang datang si Rosi atau keluar dengan Rosi, Wina tak lupa titip pesan sama receptionist untuk mengatakan bahwa Wati sedang pergi dengan kakaknya. Dengan cara demikian Dedy tidak berani telpon Wina. Walah...walah... kok ya pada kompak untuk membohongi orang.

17 Mei 2009

KENA PENYAKIT AIDS ???

Yogyakarta, 17 Mei 2009. Setelah mengikuti pendidikan gadai emas dari Hari Rabu sampai Hari Sabtu lalu, siang tadi tepat pukul 10.30 Pesawat Mandala yang membawaku mendarat di Bandara Adi Sucipto Yogyakarta. Aku sampai hotel tepat pukul 11.30. Baru setelah sampai Yogya aku merasakan lumayan lelah, dan setelah beres2 pakaian aku langsung tidur. Tak terasa tidurku telah berjalan 2 jam, setengah dua aku terbangun. Buru-buru aku ambil wudlu dan Sholat. Perut terasa lapar, kutelpon receptionis untuk memesan makanan di hotel. Belum juga makanan pesananku datang, tiba-tiba aku ditelpon teman kos yang sudah ceck out, Pak De yang baru tiba dan berada di Lobby hotel. Aku segera menemuinya dan makanan pesananku diantar ke Lobby Hotel. Jadilah aku ngobrol dengan dia cukup lama.

Seperti yang pernah kuceritakan di Kisah Pak De secara berurut, pada postingan tanggal 16 April 2009 kujelaskan kalau Pak De ceck out dan pergi ke Kendari untuk menggarap bisnis besar. Ternyata lahan yang digarap disana didemo dan ditutup oleh warga. Meskipun salah satu pemilik PT menurut Surat Kabar Lokal adalah putra Wakapolri, tindakan penutupan oleh warga tetap berlangsung. Sambil menunggu perkembangan lebih lanjut, Pak De menggarap proyek yang ada di Ngawi, Jawa Timur. Kebetulan Buleknya yang ada di Kebumen beberapa hari yang lalu meninggal, dan malam ini, 17 Mei 2009 sedang diadakan acara 7 hari. Sambil beristirahat di Hotel, Pak De nemuin aku, dan ngobrol ngalor ngidul. Banyak penghuni Hotel yang menegur, karena sudah sebulan Pak De tidak kelihatan.

Di saat kami asyik ngobrol, tiba-tiba datang seorang cewek, sebut saja Siska, yang pernah kuceritakan kalau Siska adalah tenaga freelance dari HSBC yang memasarkan kartu kredit. Dia setiap ketemu Pak De selalu cium tangan, tak terkecuali sore itu juga. Pak De langsung menegur, “Kok wajahmu pucat sekali, kamu sakit ya ?” “ Ah Enggak, semalam kurang tidur, tidur di tempat teman” jawab Siska. Sambil meminta sebatang rokok, yang akhirnya diberikan sebungkus oleh Pak De, Siska yang mengenakan kaos oblong dan bercelana pendek di atas lutut berpamitan karena mau main bilyard. Sekali lagi, tangan Pak De diciumnya.

Usai Siska meninggalkan hotel, kami bertiga melanjutkan obrolan, dan menyinggung kondisi Siska yang kelihatan pucat pasi dan badan semakin kurus. Dilihat dari wajahnya kelihatan kalau dia memang sedang sakit serius. Sampailah kita menduga-duga, jangan-jangan Siska kena AIDS ??? Yach, ini hanya obrolan ringan yang menduga-duga. Namun demikian bukan berarti tanpa alasan, bagaimana tidak, hotel ini sudah dipadati orang-orang yang menjual diri kepada siapapun yang mau. Bahkan Kang Hery, teman yang ikut ngobrol dengan kami, juga pernah ditawari Siska oleh Satpam Hotel yang nyambi, yang baru beberapa hari lalu mengundurkan diri. Setelah Pak De tak godain, “Awas loh ikut kena AIDS !!!” Pak De ketawa ngekek... sambil ngomong, “Ora..Ora...aku gak pernah ada apa2 dengan dia !”

10 Mei 2009

RANI JULIANI , ANTASARI AZHAR DAN HOTEL TEMPATKU TINGGAL

Sesungguhnya dunia memiliki keindahan dan Alloh menjadikan kamu sebagai khalifah, maka hendaklah kita memperhatikan apa yang kita kerjakan. Takutlah (waspadalah) terhadap dunia, takutlah terhadap wanita. Maka sesungguhnya awal fitnah terhadap Bani Israil adalah wanita. (Hadist Riwayat Muslim).

Sepenggal hadist sokhih diatas pada hakekatnya bentuk peringatan yang diberikan Alloh terhadap umat manusia melalui Rosul-Nya sebagai ujud kasih-sayang-Nya agar kita senantiasa memperhatikan apa-apa yang menjadi perintah dan larangan-Nya dan menjalani kehidupan dengan segenap keteraturan dan ketaatan. Manakala kita melanggar akan larangan-Nya akan membawa dampak dunia akherat yang siksaan-Nya tidak terbayangkan beratnya. Sungguh apa yang diperingatkan seperti di hadist di atas, sudah terjadi sejak Anak Adam pertama kali dilahirkan. Tentunya Blogger pernah mendengar kisah Qabil dan Habil, gara-gara tidak terima dijodohkan dengan orang yang kurang cantik, Qabil membunuh Habil sebagai saudara kembarnya yang dijodohkan dengan putri Adam yang lebih cantik. Jadilah korelasi wanita dengan pembunuhan anak manusia yang pertama kali terjadi. Sejak saat itu hingga saat ini sudah tidak lagi terhitung kisah-kisah pembunuhan yang dilatarbelakangi wanita.

Beberapa hari belakangan ini kita tentu terhenyak dengan ramainya pemberitaan tentang pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, seorang Direktur Putra Rajawali Banjaran yang konon dilatarbelakangi cinta segitiga antara Rani Juliani seorang caddy golf yang konon merupakan istri siri Nasrudin dengan Antasari Azhar, sosok pejabat negara yang begitu terhormat yang sangat ditakuti oleh orang-orang yang melakukan tindak pidana korupsi. Saya sendiri tidak habis pikir, apa ya iya seorang Antasari sampai membunuh Nasrudin hanya gara-gara rebutan caddy, dan yang lebih mengejutkan lagi ini juga melibatkan Bos Media Masa serta seorang Perwira Polisi. Meski saya sendiri tidak begitu yakin hanya karena rebutan caddy, dan mungkin ada skenario lain yang lebih besar, biarlah pengadilan yang akan membuktikan. Tidak akan ada perbuatan sekecil apapun yang terlepas dari perhatian Alloh, dan Dia kelak akan membalasnya.

Blogger, dengan asumsi bahwa kejadian tersebut benar dilatarbelakangi cinta segitiga, saya hanya akan sedikit menggambarkan betapa banyak “Rani Rani” yang lain yang tinggal di hotel tempatku tinggal, dan tak kalah betapa banyak “Antasari Antasari” yang lain yang punya simpanan di hotel tempatku tinggal. Dari kisah-kisah yang sudah saya posting sejak Juli 2008 lalu dan Insya Alloh masih banyak lagi yang akan saya posting kedepan tidak sedikit yang menyangkut perilaku anak manusia yang telah kehilangan rasa malu, yang tidak lagi mengindahkan kaidah-kaidah agama untuk menuntun moral sehingga fungsi khalifah di bumi seperti yang dikehendaki Alloh benar-benar dilaksanakan. Bukan sebaliknya manusia berbuat kerusakan, melakukan pembunuhan meski dalam bentuk janin yang digugurkan dalam kandungan. Semuanya sama saja, karena perselingkuhan, karena mengejar kenikmatan sesaat, penghianatan terhadap tali suci perkawinan banyak dilakukan. Padahal kalau kita menyadari alangkah beratnya hukuman yang harus dijalani, dimana pabila orang yang telah menikah melakukan perzinahan harus dirajam (dilempari batu) sampai mati, dan di akheratpun akan menanggung siksa yang teramat pedih, seharusnya hal tersebut tidak terjadi. Tapi itulah hebatnya tipu muslihat syaitan yang mengajak manusia untuk mengikuti jalannya sehingga kelak akan menjadi bahan bakar neraka. Semoga ulasan diatas bisa sedikit menjadi nasehat bagi diri saya yang hampir setiap saat bisa melihat betapa banyaknya kisah-kisah kerusakan moral di hotel tempatku tinggal dan bagi Blogger yang masih mempunyai kepedulian untuk menempuh jalan yang terang. Amin.

07 Mei 2009

CATATAN KECIL PERJALANANKU 4

Yogya 3 Mei 2009. Kereta api Senja Utama yang berangkat dari Cirebon pukul 23.00 sampai di Yogya pukul 05.30, molor satu jam yang seharusnya masuk stasiun tugu 04.30. Aku sudah merasa kereta bakal telat, soalnya pukul 03.00 dinihari baru masuk Stasiun Purwokerto, jadilah aku sholat subuh di atas tempat duduk. Jadi terinspirasi, alangkah nyamannya kalau kereta api dilengkapi juga dengan musholla, ini penting terutama untuk menunaikan sholat yang tidak bisa dijamak, yakni sholat subuh.

Menjelang kereta masuk Yogya, yakni tepatnya di stasiun Wates, naik banci rombeng yang dengan suara cemprengnya mengganggu orang istirahat. Lama-lama kok ya sebel melihat kelakuannya. Akupun cuek bebek saat dia ngamen sambil meminta recehan. Tak lama kemudian kereta hampir masuk Stasiun Tugu. Karena aku duduk di kursi 9D, dekat jendela, pandanganku ke dalam gerbong tidak begitu bebas. Dari ujung gerbong kelihatan seorang yang relatif masih muda minta-minta. Sekali lagi aku berniat cuek bebek, kecuali kalau yang minta-minta orang tua aku berpikir untuksedikit memberikan rezeki. Sesampainya didekat tempatku duduk baru tahu kalau kakinya buntung sebelah. Cuman gak tahu aku apa bener buntung apa dibuat-buat, soalnya kelakuan pengemis banyak yang demikian. Aku sejenak ragu, eh...mau keluarin dompet gak ya...? Ah gak usah pikirku.

Tepat pukul 05.30 kereta sampai Stasiun Tugu. Akupun bergegas mengambil tas dan langsung meninggalkan tempat duduk. Baru dua-tiga langkah aku melangkah, tiba-tiba ada yang nepuk punggungku, sementara orang yang lain memberitahuku “Pak, dompetnya jatuh dikursi” dan seorang kuli panggul mengasihkan dompet kepadaku. Alhamdulillah ya Alloh, masih ada orang kecil yang berhati mulia, jujur. Kuterima dompetku, dan aku beri kuli tersebut selembar uang. Dompetku sih isinya tidak seberapa, cuman beberapa lembar uang kertas, namun didalamnya ada KTP, SIM A, SIM C, ATM dan beberapa kartu penting lainnya. Barangkali ini teguran dari Alloh kepadaku, terimakasih Ya Rob yang telah menunjukkan kasih sayang-Mu. Berikan pahala yang setimpal pada orang yang telah menemukan dan mengembalikan dompetku. Amin.

04 Mei 2009

CATATAN KECIL PERJALANANKU 3

Beca yang aku tumpangi sudah mendekati rumah, tepatnya sudah masuk di jalan Simega. Masih nampak genangan air dimana-mana sebagi tanda belum lama turun hujan. Waktu telah menunjukkan pukul 01.00 dinihari. Kembali aku ditunjukkan pemandangan yang mengusik jiwaku. Seorang penjual nasi goreng kelilingan sedang berdiri di depan kos-kosan. Kebetulan disekitar rumahku banyak berdiri tempat kos. Ada yang cukup mewah, yang bertarifkan Rp. 1.200.000,- sebulan dengan fasilitas AC dan air panas, dan kos-kosan seperti ini jumlahnya cukup banyak. Tidak sedikit pula kos-kosan untuk klas pelajar dengan tarif sekitar Rp. 200.000,- an. Dengan memukul-mukulkan sendok ke piring, sesekali ia berteriak lantang; “NASI GORENG......” Sejenak aku terdiam, memikirkan alangkah mulianya ia sedang berjuang mencari nafkah yang halal untuk menghidupi keluarganya, ditengah malam yang sebelumnya diguyur hujan, dimana sebagian besar orang sedang terlelap tidur. Aku belum pernah bertanya berapa penghasilannya setiap hari, tapi aku yakin kayaknya juga masih diangka puluhan ribu.

Sampailah aku ke rumah, setelah memberikan upah, tukan becapun langsung pergi untuk mangkal kembali di stasiun. Biasanya masih ada sekitar 7 kereta lagi yang datang dari arah timur setelah Senja Utama Yogya. Seperti biasa, istriku yang membukakan pintu, dan sudah tersedia air hangat untuk mandi serta minuman hangat. Setiap aku datang bisa dipastikan langsung mandi, ya untuk menghilangkan bau tak sedap antara bau karat dan asap kereta. Kebetulan Si Iffat, putra bungsuku yang baru berumur 1 tahu sering ikut bangun manakala aku pulang malam. Jadilah malam digunakan untuk bercengkerama dengannya. Dia sering mengajak main, minta gendong dan minta ditimang-timang. Kupandangi matanya yang bening, terpancar sinar mata kesucian, sinar ketulusan yang bebas dari dosa. Hem.... begitulah aku dulu kecil diperlakukan oleh orangtuaku, sebuah pengorbanan yang tulus ikhlas yang tidak pernah mengharapkan imbalan apapun. Subhanalloh, betapa Agungnya Engkau yang telah menciptakan rasa cinta dan kasih sayang Ya Alloh. Sambil tiduran, apa yang aku dapatkan sebagai catatan kecil dalam perjalanan selalu aku ceritakan kepada istriku, juga terhadap anak-anakku agar bisa menghargai pemberian Alloh yang sudah demikian banyak, yang tidak bisa dinilai hanya dengan sekedar menghitung rupiah yang didapatkan. Nikmat hidup berupa kesehatan, rezeki yang mencukupi serta tetap diteguhkannya Iman Islam aku tekankan dilingkungan keluargaku untuk selalu disyukuri. Ini sesuai perintah Alloh, agar kita senantiasa mensyukuri nikmat-Nya. Manakala kita pandai bersyukur maka Alloh akan menambahkan nikmat-Nya, namun bila kufur maka siksa Alloh teramat pedih.

Tak terasa malam semakin larut, dan mata sudah begitu kantuk. Esok pagi seperti biasa anak-anak sudah menanti untuk minta diantarkan ke sekolah oleh papa-nya, dan esok lusa akupun harus bersiap untuk kembali ke Yogyakarta untuk mencari rezeki, kembali menjadi anak kos. Sekali lagi Alhamdulillah, sampai saat ini Alloh telah memberikan berbagai macam rezeki yang begitu banyak kepadaku dan keluarga.

30 April 2009

CATATAN KECIL PERJALANANKU 2



Tepat pukul 24.30 Kereta Senja Utama Yogya Jakarta memasuki Stasiun Kejaksan Cirebon. Kedatangan ini sesuai jadwal, pada hari-hari yang lain kerta kadang datang tepat waktu kadang juga terlambat. Ya, ini karena belum adanya double track selepas Kutoarjo sampai Cirebon. Semoga kondisi ini segera dibenahi mengingat sudah sekian lama kita merdeka, masak masih mengandalkan warisan Belanda melulu. Begitu turun dari kereta, tercium aroma tanah basah. Rupanya malam itu usai hujan yang cukup deras sehingga mendinginkan udara yang normalnya cukup panas, layaknya kota/daerah lain yang di tepian pantai.


Begitu keluar pintu, sedertan tukang becak sudah menunggu untuk menawarkan jasanya. Semula mereka saling berebut untuk menghantarkan aku, tapi lama-lama aku perhatikan mereka bergilir, tanpa ada perebutan dan menang-menangan. Subhanalloh, toleransi dalam pembagian rezeki sudah tercipta diantara mereka. Kita kadang malu, sebagai orang yang berpendidikan kalau menyangkut urusan rezeki saling berebut bahkan bisa menghalallkan segala cara. Na’udzubillahimin dhalik. Sebenarnya ada beberapa alternatif kendaraan yang bisa digunakan, Taxi ataupun ojek ada di stasiun. Tapi aku lebih suka menggunakan jasa tukang beca dengan alasan; rumahku tidak terlalu jauh dari stasiun dan aku bertujuan untuk dapat memberikan rezeki kepadanya yang pada umumnya hidupnya hanya mengandalkan diri dari mengayuh becak. Normalnya, dari stasiun ke tempatku ongkosnya antara Rp. 7.000,- sd Rp. 8.000,- Namun kalau yang gak tahu akan ditawari dengan harga sekitar Rp. 20.000,- sd Rp.25.000,- Pada awalnya aku sengaja nawar sampai Rp. 10.000,- meski sesampainya di rumah tak beri Rp. 15.000,- ya..meskipun sedikit idep2 amal gitcu. Kini mereka sudah tahu, pokoknya kalau aku datang ya gak lagi tanya harga langsung dapat Rp. 15.000,- Duh semringahnya tukang becak dengan diberi sedikit lebih, Insya Alloh syukurnya akan tembus sampai ke langit tertinggi. Bagi kita uang segitu mungkin kurang berarti, tapi masya Alloh, ternyata dibumi pertiwi yang kaya raya ini masih memandang begitu berharga duit seceng.


Semilir angin malam menerpa wajahku, dengan beca yang terbuka aku gampang berkomunikasi dengan tukang becak. Sementara malam semakin larut, disepanjang Jalan Kartini masih banyak anak-anak muda yang nongkrong, tak ketinggalan dengan sejumlah wanita muda. Inilah potret negeri yang mayoritas penduduknya muslim namun telah terjadi dekadensi moral yang luar biasa sehingga telah mencapai titik nadir. Aku pernah bertanya ke tukang beca diwaktu lain, dia seorang sarjana, pantes kok diajak ngobrol nyambung banget. Ya Alloh, alangkah beruntungnya aku, selama ini telah Engkau berikan rezeki yang berkecukupan. Saudaraku, yang seorang sarjana berakhir pada profesi tukang becak !!! Aku yakin, hatinya pasti menjerit, rasanya tidak mungkin sampai dia lulus sarjana pernah bercita-cita untuk menjadi tukang beca. Pasti semua karena keterpaksaan, dirumah anak sudah menangis minta susu, dari pada menganggur, apapun dijalani yang penting halal. Insya Alloh keringatnya akan dibalas dengan segala kebaikan kelak di Akherat oleh Alloh. Amin.


Malam itu aku naik beca dengan pengemudi yang bertubuh gendut, lebih besar dariku. Sungguh sangat jarang tukang beca yang demikian. Umumnya tukang beca langsing, bukan karena kurang makan tapi karena energynya banyak keluar sebagai ganti bensin saat mengayuh. Pembicaraan sampai ke masalah keluarga, setelah aku tanya berapa orang anaknya, dia jawab semula 10 orang tapi tinggal 9 yang hidup. Aku agak tersentak, kutanyakan istrinya kerja ? Ternyata tidak. Trus kutanyakan lagi berapa orang yang sudah bekerja ? Baru satu orang, jadi dukun dan salah satu pasiennya tetanggaku. Pembicaraan terus berlanjut, kutanyakan berapa penghasilan seharinya ? Rata-rata dapat Rp. 25.000,- Busyet, aku coba menghitung 8 anak plus istri dan dia, dengan penghasilan Rp. 25.000,- berarti jatah seorang tiap hari Rp. 2.500,- Mau pecah rasanya kepalaku, gimana caranya dia bisa menghidupi dirinya dan keluarganya ? Pantaslah orang-orang demikian sampai-sampai ada yang meregang nyawa untuk mendapatkan dana zakat Rp. 15.000,- ataupun mendapatkan BLT. Mereka juga sangat rawan untuk dibeli suaranya saat Pemilu dengan serangan fajar. Bayangin kalau suaranya dibeli Rp. 20.000,- artinya untuk masa 5 tahun suaranya hanya dihargai Rp. 11,11 per hari. Alangkah jahatnya mereka yang berpolitik kotor.

28 April 2009

CATATAN KECIL PERJALANANKU 1


Jum’at, 24 April 2009. Seperti akhir pekan biasanya yang telah 2,5 tahun lebih aku jalani, sebagai anak kos aku pulang ke Cirebon untuk berkumpul dengan anak –anak dan istriku tercinta. Senja Utama Yogya, sebuah kereta kenangan yang 29 tahun lalu menjadi kereta langgananku saat aku duduk di bangku SMA dan Kuliah di Gadjah Mada manakala akan pulang ke Lampung dan sebaliknya, kini aku jadikan langganan yang paling tepat waktunya dan paling praktis. Meski mengandalkan Angin Ciprut alias AC Alami untuk pendingin yang hanya terasa dingin saat kereta bergerak, tidak menjadi persoalan, toh hampir sebagian besar hidupku hidup diruangan ber AC, entah saat bekerja ataupun tidur di kamar.


Tepat pukul 19.30 kereta mulai bergerak, tuet....jeg...ejeg....ejeg..... Suasana didalam gerbong penuh hiruk pikuk. Penumpang yang memenuhi hampir seluruh tempat duduk, dan Alhamdulillah kok aku dapat tempat duduk sendirian, ada yang asyik ngobrol, canda ria, ber HP ria sampai tangisan bayi yang minta susu emaknya bercampur baur bercampur baur dengan pedagang yang tak henti-hentinya menawarkan dagangannya. Mulai dari makanan ringan, minuman, rokok, mie, sampai alat pijat, folpen, tempat sambal dan lain-lain ditawarkan. Jadilah kereta api sebuah pasar pindah. Belum lagi tukang pijat yang menawarkan jasanya, tukang bersih lantai yang mengharapkan recehan, dan tak ketinggalan serombongan banci yang mengamen dengan suara mirip ember kosong yang dipukul nyaring, dengan tambahan kalimat wer...ewer...ewer... disetiap akhir bait lagunya dengan menggoyangkan pantat jeleknya. He....he... kemarin dia berlarian sambil teriak “ADA POLISI.....” Beruntung Alloh memberikan kemampuan telinga kita secara terbatas untuk menerima frekwensi suara, bayangkan kalau semua suara dalam gerbong bisa kita tangkap, alangkah rumitnya yang masuk kedalam benak pikiranku.


Waktu belum terlalu malam, kereta juga baru saja lepas dari Kutoarjo, sekitar 1 jam perjalanan dari Yogya. Entah karena terlalu lelah aku, kondisi badan yang kurang fit atau karena duduk di kursi sendirian, tidak seperti biasanya aku yang suka susah tidur saat itu merasa kantuk berat dan lelap tidur. Tak terasa kereta telah melewati Stasiun Purwokerto dan sudah masuk ke daerah Prupuk, sekitar 80 km dari Cirebon kalau diukur jarak lewat jalan raya yang sering kulalui dengan mobil. Aku terbangun. Dan ternyata disandaran tangan kursi yang aku duduki, duduk seorang perempuan pedagang minuman hangat kopi, jahe dan pop mie. Tiba-tiba saja ia memintaku untuk numpang duduk, dan aku persilahkan. Aku sengaja ngajak ngobrol, karena aku memang sering tertarik untuk mencermati kehidupan orang-orang kecil seperti dia. Usianya masih relatif muda, mungkin baru sekitar 23 tahunan. Sebut saja Sri namanya. Dia tinggal di Ketanggungan, sebuah daerah di wilayak Kabupaten Brebes. Aku menanyakan berapa penghasilan bersih yang didapatkan setiap hari ? Rata-rata Rp. 15.000,- dan paling tinggi Rp. 20.000,- Masya Alloh, aku tidak bisa membayangkan, betapa mulianya orang ini, harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dengan membawa barang dagangan yang mesti tidak terlalu berat namun harus hilir mudik dari satu gerbong ke gerbong yang lain dan pindah dari satu kereta ke kereta yang lain dan harus menahan rasa kantuk, terkadang harus tidur di lantai depan WC yang tentu aromanya menyengat hidung. Meski ini adalah kerja keras, namun menurtku bukan kerja cerdas, tentu merupakan suatu keterpaksaan demi memperoleh sesuap nasi. Dia tentu tidak akan mau melakukannya manakala sang suami sudah mampu memenuhi kehidupan remah tangganya. Duh.......... ternyata masih begitu berharga uang Rp. 15.000,- Lantas dimana rasa syukurku yang selama ini telah Alloh berikan rezeki yang begitu berlimpah ??? Ampuni hamba-Mu Ya Alloh, yang belum pandai mensyukuri nikmat-nikmat-Mu, yang lebih banyak memintanya dari rasa syukurnya. Tanpa ampunan-Mu aku akan jatuh menjadi orang yang hina di depan-Mu. Keretapun berhenti di stasiun Ketanggungan, Sri pun turun. Terima kasih Sri, engkau cukup menghentakkan kalbuku akan kebesaran Alloh yang telah begitu banyak melimpahkan rezeki-Nya padaku.

24 April 2009

NGERJAIN ROOM BOY

Malam belum terlalu larut, jam baru menunjukkan pukul 20.07 menit. Kebetulan cuaca malam itu cukup cerah, tidak seperti malam-malam sebelumnya yang banyak diguyur hujan. Seperti kegiatan rutinku yang biasanya kujalani, malam itu aku asyik berenang sendirian. Beberapa saat kemudian kawan baikku yang bernama Mas Har ikut berenang, jadilah renang bersama dengan sekali waktu di selipi canda dan ngrumpi. Sekira 20 menit kemudian, kawan baikku, solmet sebelah kamar, sebut saja Aldi yang sebelumnya asik bermain guitar ikut nimbrung berenang. Meski dengan mata yang harus di sipitkan karena soft lensa harus dilepas manakala berenang, sehingga pandangan agak terganggu, Aldi tak kurang semangat kecipak-kecipuk hilir mudik berenang. Aku sendiri enggak mengira kalau Aldi masih kurang mahir untuk berenang, karena tahu-tahu didekat tepian tiba-tiba ia hampir kehabisan tenaga dan sempat minum air kolam yang rasanya sueger.... dicampur pepsi, eh pesing. Kami berdua sempat meloncat ke arah Aldi untuk membantu. Alhamdulillah tidak terjadi masalah yang serius.

Setelah melihat Aldi yang agak kelelahan, kami sepakat untuk beristirahat, duduk di kursi depan kamarku. Layaknya perkumpulan IPAPI, alias Ikatan Priya Penyebar Isyu, kami bertiga ngobrol ngalor ngidul. Tak ketinggalan biasanya yang disorot yang kelihatan super aneh. Maklum di hotelku tinggal tidak sedikit yang aneh, dan tidak kalah banyak yang super aneh. Terakhir obrolan menyangkut seorang kutilang yang sebenarnya PSK yang tinggal di kamar 103. Tiba-tiba saja Aldi punya ide mau ngerjain Room Boy. Kebetulan ada Room Boy yang sedang duduk di ruang Receptionis sambil sementara menggantikan Receptionis yang sedang off. Sebenarnya kami sudah tahu, kebetulan Room Boy yg di receptionis tersebut termasuk orang yang polos, tidak seperti beberapa orang lainnya yang dapat menfasilitasi untuk keperluan esex-esex. Setelah telpon berdering, berikut cetak “rekaman” pembicaraannya ;

Room Boy : “ Hallo selamat malam, ada yang bisa kami bantu ?” denghan sopannya menyapa.
Aldi : “Selamat malam Pak, apa ini betul Hotel X ?”
Room Boy : “Ya Betul, mau butuh kamar untuk kapan dan berapa kamar ?”
Aldi : “Enggak, saya cuman butuh kamar satu saja. Kalau membawa cewek dari luar boleh
enggak ?”
Room Boy: ”O boleh Pak, disini bebas kok, banyak yang membawa cewek, bahkan banyak juga
cewek yang tinggal disini.”
Aldi : “Oh ya, saya bisa dihubungkan dengan cewek di kamar 103 yang tinggi, rambut dicat
coklat. No HP-nya berapa dan tarifnya berapa ya Pak ?”
Room Boy: “Maaf, ini telponnya tidak bisa di switch, saya tidak tahu no. HP-nya. Kalau tarifnya
saya dengar Rp. 500.000,- untuk short time, tapi silahkan kesini sendiri kebetulan
orangnya
ada kok.”
Aldi : “OK Pak, makasih infonya.” Dan Aldi langsung memutuskan HP-nya.

Kami bertiga tertawa kecil, duh.. si Aldi ini aya-aya wae.

22 April 2009

DUH NAKALNYA

Di hotel tempatku tinggal ada juga yang tinggal bersama keluarga. Aku sendiri tidak tahu apakah semua yang tinggal bersama keluarga benar-benar terikat dengan tali perkawinan atau keluarga karena adanya hubungan biologis yang menghasilkan keturunan tanpa tali pernikahan. Untuk beberapa keluarga yang tinggal disini aku yakin memang mereka adalah suami istri dan anaknya yang sah. Sebagai contoh yang pernah tinggal cukup lama disini seorang manager di perusahaan penerbangan dengan istri mantan pramugari, dan bersama dua orang anaknya, anaknya yang kedua lahir di Yogya dimana sampai usia kandungan 7 bulan keluarga tersebut tetap tinggal di hotel ini.

Ada lagi satu keluarga yang tinggal cukup lama di hotel ini. Tapi aku tidak tahu apakah mereka suami istri yang sah, atau hidup sebagai samen laven alias kumpul kebo yang tinggal bersama seorang anak lelaki yang baru berusia sekitar 4 tahun. Bapaknya sebut saja Kim, seorang warga Korea yang mencari nafkahnya di Yogyakarta, sedangkan “istrinya” sebut saja Ngatinem, asli orang Indonesia. Pasangan keluarga ini tinggal denga putranya sebut saja Yong, yang lahir di Korea. Sekilas pandang keluarga ini hidup rukun, kedua orang tuanya kelihatan selalu dalam suasana kebersamaan beserta putranya. Yong cenderung dimanjakan, sehingga apa-apa yang dilakukan sangat jarang dilarang oleh orang tuanya. Aku sendiri mengira anak tersebut terkena Autis karena nakal sekali. Yang agak membuat susah, si Yong yang tinggal di Korea namun menggunakan Bahasa Ibu bahasa Indonesia. Repotnya entah karena bercampur dengan logat korea atau entah karena apa, Yong kalau berbicara sangat susah dicerna. Ditelingaku kalau dia berbicara kedengarannya pating plekutuk persis kaya suara air yang sedang mendidih. Yong juga sangat susah untuk diomongin. Terkadang tiba-tiba saja dia masuk kamar siapapun yang tidak dikenal dan mengacak-acak barang.

Pernah entah karena sebab apa, kawanku Pak De dibuat begitu jengkel, sehingga di “slentik” telinganya oleh Pak De. Aku sendiri juga pernah dibuat jengkel. Yong senang sekali berenang, terkadang ditemani kedua orang tuanya, terkadang berenang sendiri dan ditungguin di tempat duduk di tepian kolam renang. Pernah saat aku berenang, tak lama kemudian Yong ikut berenang, sementara ibunya duduk di kursi tepi kolam renang. Tiba-tiba saja Yong mengejarku dan menciprat-cipratkan air kemukaku sehingga mengganggu napas dan mataku. Ibunya sudah melarang, namun tetap saja Yong membandel. Agak pusing juga aku dibuatnya, ini bukan lagi sekedar canda tapi anak ini cenderung gak diajari sopan santun. Untung aku punya sedikit kelebihan yang jarang dimiliki orang lain. Saat di air, aku bisa mengapung dengan terlentang tanpa gerakan sedikitpun, dan bahkan aku pernah sempat mau tertidur di air. Kuputar otak, anak ini harus tak kasih sedikit pelajaran biar jangan seenaknya ganggu orang, setelah ibunya dan aku ngomongin jangan nakal gitu sama sekali gak digubris, sengaja aku berenang ditengah yang dalam dan aku langsung mengapungkan diri. Yong pun terus menghampiriku sambil berusaha menciprat-cipratkan air kemukaku. Akhirnya dia kelelahan dan sempat terminum air kolam. Nah pelajaran yang kuberikan berhasil, Yong tidak berani lagi berbuat nakal padaku.

18 April 2009

HANCURNYA MASA DEPAN

Hati orang tua mana yang tidak hancur bila melihat buah hatinya yang telah dibesarkan, diberikan kasih sayang dengan penuh ketulusan tanpa mengharapkan imbalan apapun, disekolahkan mulai dari kecil hingga beranjak dewasa tiba-tiba harus kandas di tengah jalan. Bukan hanya itu, akan lebih hancur lagi kala diketahui sang anak telah terjerembab ke kehidupan yang serba bebas yang sangat jauh dari norma-norma agama dan selalu berbuat asusila. Na’udzubillah hi mindhalik.

Blogger, ini aku sampaikan kelanjutan kisah si Dewi, seorang Cewek SMU Bispak yang telah aku posting tanggal 3 Februari 2009 lalu. Siang itu seperti hari-hari biasanya Dewi usai pulang sekolah langsung masuk kamar. Itu dilakukan kalau ia tidak bolos sekolah. Tidak lama setelah masuk kamar, masuk pula seorang lelaki yang memang sudah kangsenan sama Dewi sebelumnya. Sebut saja Iwan, dia salah satu lelaki yang menjadi pelanggan Dewi. Belum lama Iwan masuk kamar, tiba-tiba terjadi sesuatu yang tidak biasa, orang tua Dewi yang sudah mencium gelagat tidak beres putrinya yang tinggal di luar kota tiba-tiba datang. Sempat terjadi kegaduhan, siang itu Dewi dan Iwan disemprot habis oleh orangtuanya. Iwan hanya bisa tertunduk malu, sementara Dewi kelihatan sudah terbiasa kena damprat orang tuanya. Alhasil, sore itu juga Dewi dibawa pulang oleh orangtuanya. Masya Alloh, tampak pada wajah kedua orang tuanya yang begitu sedih, sangat terpukul dengan kelakuan anaknya. Hati orang tua mana yang masih punya Iman akan rela melihat putri kesayangannya jatuh ke lembah nista. Entah bagaimana urusannya, ternyata tidak lama kemudian Dewi dikeluarkan dari sekolahnya. Rupanya pihak sekolah sudah mengetahui kelakuan Dewi, yah hitung-hitung untuk menghilangkan pengaruh negatif terhadap kawan-kawan sekolahnya mungkin.

Yang membuatku geleng-geleng kepala, setelah dibawa pulang paksa oleh orangtuanya, tidak sampai dua minggu Dewi sudah datang lagi ke hotel ini, namun dengan status yang lain, kalau sebelumnya sebagai seorang cewek SMU, saat ini statusnya bukan lagi sebagai seorang siswi SMU karena sudah Drop Out. Jadilah ia sebagai seorang pelayan plus-plus yang mengejar kenikmatan dunia. Duh..... tidakkah Dewi mampu menatap masa depan yang masih sangat besar peluang dan tantangan untuk hidup lebih baik, untuk menjadi seorang wanita seutuhnya. Tidak hanya Dewi, kedua orang tuanya dan keluarganya telah kehilangan harapan untuk menjadikan anak yang berguna.

16 April 2009

SELAMAT JALAN PAK DE


Hari ini aku dan kawan-kawan penghuni hotel serta karyawan merasa kehilangan seorang yang dituakan, yang sering dipanggil Pak De, Pak Lurah. Ya. Beliau sudah sekian lama tinggal di hotel ini, hampir 7 tahun. Beliau salah satu teman terbaikku, salah satu sumber inspirasiku, orangnya yang begitu supel, hidup dengan kesehajaan meski punya kemampuan untuk tampil keren. Meski tanpa derai air mata dari kawan2, karena disini sudah biasa kita ketemu orang-orang baru dan kemudian berpisah, namun setelah 2,5 tahun bersama tinggal di hotel ini, aku merasa begitu kehilangan.

Ya, kepergian Pak De ke Sulawesi untuk mengerjakan proyek penggalian Nikel yang akan memakan waktu cukup lama dengan nilai proyek yang cukup besar, dengan nilai mencapai angka Trilyun. Pak De diberi order untuk menggarap pengerukan. Guna mendukung kegiatannya Pak De telah berkomitment untuk membeli 4 alat berat rekondisi tahun 1996 senilai Rp. 9,6 M dan pembelian 15 Dump Truck. Kepercayaan ini didapatkan setelah mengajukan penawaran sebesar 2,8 Dollar untuk pngerukan 1 ton sampai diangkut ke lokasi penimbunan. Hem... dasar rezeki, oleh investor malah Pak De diberi 3 dollar per ton. Ya ini karena Pak De tidak mengambil keuntungan yang berlebihan dimana kontraktor sebelumnya memungut ongkos 3,9 dollar per ton dan belum sampai lokasi penimbunan. Kontraktor tersebut hanya dibatasi untuk mengeruk tanah berkandungan Nikel sebanyak 100.000 ton.

Pak De rencananya sekali waktu masih akan mampir di Yogya, ya.. beliau masih punya asset disini. Sementara, piutang2 yang belum tertagih antara lain pada seseorang sebesar Rp. 250 juta dianggap hilang begitu saja. Ada lagi piutang dalam jumlah kecil namun membuatku geleng2 kepala. Alkisah, beberapa kali aku melihat ada seorang cewek yang begitu gemar mencium tangan Pak De saat ketemu di Lobby. Aku sering godain Pak De; “Wah punya anak baru nih.” Dia seorang tenaga Outshourching yang memasarkan kartu kredit HSBC. Entah karena kehabisan uang, ia menggadaikan motor ke Pak De sebesar 1,5 juta rupiah. Pak De sendiri tidak mau urusan gadai, akhirnya motor dipegang oleh salah seorang Room Boy. Belakangan si cewek telah dapat pasangan seorang yang mengendarai Terrano, dan Pak De-pun sudah tidak mempedulikan piutangnya.

Selamat jalan Pak De, semoga sukses di proyek yang baru dan Alloh membukakan pintu hidayah agar Pak De segera menjalankan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh-Nya. Amin3x.

09 April 2009

PSK KESENGSEM TEMAN GUA

Ada-ada saja kejadian di Hotel tempatku tinggal. Kalau beberapa bulan yang lalu sempat aku posting serombongan PSK yang berjumlah 5 orang, empat orang endut-endut dan satu orang kutilang, setelah bertahan sekitar satu bulan keempat PSK yang tinggal di bangunan baru di blok timur hotel akhirnya chek out karena sepi order, sampai saat ini masih tersisa satu orang PSK yang tinggal di kamar 103. Sebut saja Angel, memang body boleh dikata cukup baik dengan tinggi sekitar 170 cm, meski face paling banter kalau aku yang menilai ya dapat 60, namun masih banyak pria hidung belang yang memanfaatkan jasanya. Itulah makanya ia tetap bertahan dan bahkan pindah dari kamar yang semula standar ke kamar yang lebih tinggi lagi tarifnya.

Aku punya seorang teman yang sudah cukup lama tinggal di hotel ini, sekitar 5 tahunan lah, lebih dulu tinggal di sini dari aku yang baru 2,5 tahun, sebut saja Harun. Beberapa waktu lalu juga sudah aku posting sebagian kisah si Harun. Pada dasarnya Harun masih relatif baik, manakala sedang pergi bersamaku dan saat sholat di Masjid, diapun juga ikut menunaikan kewajibannya. Hanya saja terkadang tingkah nyleneh dan isengnya timbul, sehingga sering aku guyonin sebagai manusia STMJ alias Sholat Terus Maksiat Jalan. Tak terkecuali keisengannya ia tunjukkan kepada PSK si Angel.

Alkisah, sore itu sebagaimana hari-hari biasanya Si Harun duduk di Lobby di kursi dekat jendela. Tak tertinggal Black Berry barunya ia mainkan sebagai ganti dari Nokia Communicator yang sudah patah engselnya (seharusnya di bawa ke dukun spesialis patah tulang). Sementara, di balai yang sengaja diletakkan di Lobby yang berjarak sekitar 7 meter tempat Harun duduk Harun, sedang duduk dengan sronoknya si Angel. Seperti biasa Angel hanya mengenakan pakaian yang serba minim. Saat itulah kedua mata insan berlainan jenis ini beradu, meski berjarak sekitar 7 m, namun masih bisa saling menatap mata. Entah setan apa yang sedang lewat, tiba-tiba mata Harun memberikan kedipan genit untuk mata Angel. Ini dia salah satu panah setan yang sangat mujarab, pandangan mata bisa menimbulkan dampak kerusakan yang luar biasa. Rupanya kedipan genit dan iseng dari si Harun ditanggapi serius oleh si Harun. Dasar Harun, setelah Angel memberikan sekulum senyuman, Harun langsung ngeloyor pergi keluar hotel. Sejak saat itu, Angel sering menunggu kedatangan si Harun saat jam pulang kantor, bahkan secara terang-terangan Angel memproklamirkan diri pada para Room Boy dan Receptionis kalau dia kesengsem alias jatuh hati pada Harun. Bukan itu saja, pernah suatu hari Angel sengaja meninggalkan kunci kamar ke satpam sebelum masuk kamar dengan pesan singkat, “Tolong nanti berikan ke Harun !!!” Nah loh, rasain tuh Room Boy sehotel jadi ribut semua.

03 April 2009

PASAL 503 UNTUK SATU TRUK

Aku sampai saat ini masih merasa heran, hotel tempatku tinggal rasanya menjadi tempat yang begitu aman, nyaman dan berkesan bagi mereeka yang banyak berbuat asusila untuk jangka panjang. Meski kuakui tidak sedikit penghuni yang baik-baik bahkan bersama anak dan istrinya, namun terlalu banyak yang melakukan kehidupan bebas dan tidak menutup kemungkinan sebagai tempat untuk melakukan perbuatan-perbuatan tidak terpuji yang melanggar aturan agama dan juga undang-undang.

Selama dua setengah tahun aku tinggal disini, belum pernah aku melihat adanya pemeriksaan oleh Polisi yang memeriksa kamar demi kamar, namun konon kabarnya sewaktu aku nggak ada ditempat pernah dilakukan pemeriksaan, namun konyolnya oleh petugas hotel hanya beberapa kamar yang dipilih untuk diperiksa, antara lain kamarku dan beberapa kamar temanku yang memang sudah tinggal disini bertahun-tahun. Si Dewi, salah seorang petugas hotel mengatakan padaku, kalau aku dijadikan bemper, diperlihatkan kamarku untuk membuktikan ke Polisi kalau di hotel ini tidak terjadi apa-apa. Hemm.... sebuah kebohongan besar, bagaimana tidak, lihat saja di Blog yang sengaja aku buat mulai Juli 2008, berapa banyak kisah2 nyata yang aku paparkan, dan jangan kaget.... itu hanya sebagian kecil saja fakta-fakta yang aku ungkap, padahal kejadian-kejadian yang ada jauh lebih banyak lagi. Masya Alloh. Ya tidak heran kalau beberapa waktu lalu di Harian Kedaulatan Rakyat diungkapkan dari hasil survey yang begitu mengerikan yakni 97,05 % Mahasiswa di DIY telah melakukan hubungan sex pranikah. Duh Gusti, mau jadi apa generasi ini dengan moralitas yang telah begitu hancur. Hotel ini juga tidak sedikit mengambil andil. Siapa yang salah ? Ya pemilik hotel, Pemda, Polisi dan mereka sebagai pelaku yang tinggal disini.

Blogger, apakah betul tidak pernah ada Polisi yang datang ke hotel ini ? Weih..... tiap malam dapat dipastikan Polisi selalu datang ke hotel, tidak tanggung-tanggung ada tiga kesatuan yang bergilir menyambangi hotel setiap malam. Jumlah personilnya juga tidak sedikit, sekali datang ada yang satu truk. Dari sekian banyak Polisi dalam truk, selalu dua orang saja yang turun, pergi ke receptionis, 2-3 menit tanpa banyak bla..bla...., salam tempel dengan Pasal 503, yakni Rp. 5.000,- dah ngloyor lagi. Itulah yang rutin dilakukan oleh tiga kesatuan. Aku berharap kepada semua pihak untuk dapat lebih meningkatkan kepedulian guna memperbaiki kebobrokan moral. Sementara aku tinggal disini paling tidak bisa mengurangi jumlah orang yang akan berlaku nyleneh, minimal karena kamarku sudah tak tempatin 2,5 tahun meski kiri kanan sebelahku pernah dulu dipakai oleh para kerbau yang sednag kumpul.

30 Maret 2009

KISAH PAK DE 10 (KOMBUCHA RASA CECAK)






Bermula dari pemberian bibit Jamur Kombucha oleh seorang teman kantor, aku punya kegiatan baru ditempat kos, yakni membuat minuman teh yang diisolasi dengan bibit jamur kombucha. Setelah aku pelajari manfaat jamur ajaib ini dari buku dan internet, aku coba mengkonsumsi secara rutin. Jamur ini laksana obat sapu jagat, banyak sekali manfaat untuk kesehatan. Kandungan teh hasil yang begitu lengkap, termasuk untuk mencegah penyakit degeneratif, dalam waktu yang begitu singkat langsung aku rasakan manfaatnya. Jika selama 18 tahun terakhir aku tidak tahan makanan-makanan pedas, alias selalu mencret akhirnya penyakit itu sirna. Alhamdulillah. Setelah aku rasakan manfaatnya, mulailah aku menyebarluaskan kepada kawan-kawan akan khasiat jamur tersebut. Sudah banyak yang telah keberi bibitnya, jika di Internet banyak dijual, sepanjang mau mengambil ketempatku kos akan kuberikan secara gratis, tis...tis... Untuk informasi lengkapnya silahkan disearch dengan google atau search engine yang lain dengan keyword : Kombucha. Hanya jeleknya, aku lama-lama agak malas membuatnya, dan sekarang gejala kurang tahan pedas kok muncul lagi. Kayaknya harus minum lagi nih.



Sudah banyak yang teka beri bibit kombucha, mulai dari kawan-kawan kantor, direktur bank, para pinca bank, dokter, room boy hotel, dan...... tak ketinggalan Pak De. Memang untuk membuat teh kombucha gampang-gampang susah, yang terpenting bejana yang digunakan harus benar-benar bersih, dan jangan terkena sinar matahari langsung, Insya Alloh akan jadi, setelah sekitar seminggu sampai sepuluh hari teh siap untuk dikonsumsi. Rasanya unik, tergantung teh yang digunakan dan banyaknya gula, masing-masing tidak bisa menghasilkan rasa yang sama persis, namun tetap segar campur asam sebagai hasil fermentasi kombucha.



Kala itu, Pak De sudah aku ajari untuk membuat Teh Purba/Kombucha. Setelah diisolasikan selama seminggu, pembuatan pertama gagal karena bejana yang digunakan kurang bersih, malah timbul jamur lain. Baru setelah aku beritahu lanjut, jamur Pak De berhasil. Hanya ada satu hal yang tidak diikuti oleh Pak De, stoples yang seharusnya ditutup dengan kain dan diikat, tenyata hanya ditutup dengan tissue. Terjadilah sesuatu yang tidak diinginkan, karena Pak De minum jamur yang langsung dituangkan ke cangkir dari topless, dikira ada pecahan/gumpalan jamur yang ikut masuk kedalam cangkir sementara di kamar sinarnya temaram, gleg...gleg...... Pak De menghabiskan jamur, dan.... Masya Alloh, cecak ikut masuk mulut. Rupanya Cecak tersebut masuk melalui lubang tissue ke topless tempat membuat jamur dan mati. Duh, Pak De.... Pak De...