SELAMAT DATANG DI BLOG SPECIAL, ANDA PENGUNJUNG KE:

04 Mei 2009

CATATAN KECIL PERJALANANKU 3

Beca yang aku tumpangi sudah mendekati rumah, tepatnya sudah masuk di jalan Simega. Masih nampak genangan air dimana-mana sebagi tanda belum lama turun hujan. Waktu telah menunjukkan pukul 01.00 dinihari. Kembali aku ditunjukkan pemandangan yang mengusik jiwaku. Seorang penjual nasi goreng kelilingan sedang berdiri di depan kos-kosan. Kebetulan disekitar rumahku banyak berdiri tempat kos. Ada yang cukup mewah, yang bertarifkan Rp. 1.200.000,- sebulan dengan fasilitas AC dan air panas, dan kos-kosan seperti ini jumlahnya cukup banyak. Tidak sedikit pula kos-kosan untuk klas pelajar dengan tarif sekitar Rp. 200.000,- an. Dengan memukul-mukulkan sendok ke piring, sesekali ia berteriak lantang; “NASI GORENG......” Sejenak aku terdiam, memikirkan alangkah mulianya ia sedang berjuang mencari nafkah yang halal untuk menghidupi keluarganya, ditengah malam yang sebelumnya diguyur hujan, dimana sebagian besar orang sedang terlelap tidur. Aku belum pernah bertanya berapa penghasilannya setiap hari, tapi aku yakin kayaknya juga masih diangka puluhan ribu.

Sampailah aku ke rumah, setelah memberikan upah, tukan becapun langsung pergi untuk mangkal kembali di stasiun. Biasanya masih ada sekitar 7 kereta lagi yang datang dari arah timur setelah Senja Utama Yogya. Seperti biasa, istriku yang membukakan pintu, dan sudah tersedia air hangat untuk mandi serta minuman hangat. Setiap aku datang bisa dipastikan langsung mandi, ya untuk menghilangkan bau tak sedap antara bau karat dan asap kereta. Kebetulan Si Iffat, putra bungsuku yang baru berumur 1 tahu sering ikut bangun manakala aku pulang malam. Jadilah malam digunakan untuk bercengkerama dengannya. Dia sering mengajak main, minta gendong dan minta ditimang-timang. Kupandangi matanya yang bening, terpancar sinar mata kesucian, sinar ketulusan yang bebas dari dosa. Hem.... begitulah aku dulu kecil diperlakukan oleh orangtuaku, sebuah pengorbanan yang tulus ikhlas yang tidak pernah mengharapkan imbalan apapun. Subhanalloh, betapa Agungnya Engkau yang telah menciptakan rasa cinta dan kasih sayang Ya Alloh. Sambil tiduran, apa yang aku dapatkan sebagai catatan kecil dalam perjalanan selalu aku ceritakan kepada istriku, juga terhadap anak-anakku agar bisa menghargai pemberian Alloh yang sudah demikian banyak, yang tidak bisa dinilai hanya dengan sekedar menghitung rupiah yang didapatkan. Nikmat hidup berupa kesehatan, rezeki yang mencukupi serta tetap diteguhkannya Iman Islam aku tekankan dilingkungan keluargaku untuk selalu disyukuri. Ini sesuai perintah Alloh, agar kita senantiasa mensyukuri nikmat-Nya. Manakala kita pandai bersyukur maka Alloh akan menambahkan nikmat-Nya, namun bila kufur maka siksa Alloh teramat pedih.

Tak terasa malam semakin larut, dan mata sudah begitu kantuk. Esok pagi seperti biasa anak-anak sudah menanti untuk minta diantarkan ke sekolah oleh papa-nya, dan esok lusa akupun harus bersiap untuk kembali ke Yogyakarta untuk mencari rezeki, kembali menjadi anak kos. Sekali lagi Alhamdulillah, sampai saat ini Alloh telah memberikan berbagai macam rezeki yang begitu banyak kepadaku dan keluarga.

Tidak ada komentar: