SELAMAT DATANG DI BLOG SPECIAL, ANDA PENGUNJUNG KE:

29 Juni 2009

UJIAN KEIMANAN

Aku punya seorang teman (sebenarnya ia teman Istriku yang cukup akrab) yang cerdas dan pandai merangkai kata-kata. Hobbynya yang suka membaca dan ditunjang intelegensianya yang tinggi, sering dia tuangkan dalam kisah-kisah singkat di Facebook yang banyak membuat orang terpesona, terpana dan haru dan bahkan tidak sedikit yang yang meneteskan air mata. Cukup layak sebenarnya dia untuk menjadi seorang penulis yang mempunyai nilai jual.

Salah satu kisah yang pernah kubaca dan cukup membekas dibenakku adalah kisah “SLILIT.” Meskipun kisah itu dia sebutkan saduran dari bukunya Emha Ainun Najib, namun dengan ditambah dengan sedikit ulasan dan kritikan, sebenarnya bisa menjadi bahan sindiran bagi siapapun yang hidup curang, korup, dan mengambil hak orang laindengan tidak syah. Cerita singkatnya sebagai berikut : Malam itu ada seorang Kyai yang selesai menghadiri hajatan dirumah warga setempat bersama-sama santrinya. Usai menikmati makan malam, mereka berpamitan pulang dengan berjalan kaki. Saat melintasi rumah warga yang terbuat dari kayu, Sang Kyai mencongkel sedikit kayu (yang digunakan sebagai pengganti tusuk gigi) untuk menghilangkan ‘SLILIT’ yang menyangkut digiginya. Rupanya dari hal yang sangat kecil inilah justru menjadikan penghambat Sang Kyai untuk masuk ke Surga.

Sekilas, cerita diatas seakan-akan terlalu mengada-ada, namun bila dihayati, sebenarnya setiap ucapan serta tindakan sekecil apapun yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban didepan Alloh SWT kelak, sebagaimana firman Alloh SWT dalam Quran Surat An Nisaa’ Ayat 40 yang artinya : “Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.” Bukal hanya sekedar kayu sebesar lidi, setiap hal sebesar zarrah/atom yang mata kita sendiri tidak akan mampu melihatnya, niscaya akan mendapatkan balasan dari-Nya. Alangkah indahnya kehidupan di dunia ini dan di akherat kelak, manakala setiap Anak Adam memahami dan mengamalkan Ayat Al Qur’an tersebut. Korupsi, pencurian, perampokan, penipuan, riba tidak akan ada. Mungkin juga tidak akan terjadi kehidupan dengan jurang yang demikian dalam antara Si Kaya dan Si Miskin di dunia ini. Namun semua itu hanyalah mimpi, apalagi di Indonesia yang begitu telah merajalelanya perilaku korupsi dan kejahatan lainnya.

Kemranjen, nama sebuah daerah mendekati Kota Gombong kalau dari arah Cirebon. Sebagai anak kos, hampir tiap minggu akupun melewati daerah ini. Malam itu, tepat pukul 24.00 Travel Fadila yang menjadi langgananku berhenti untuk mengisi bahan bakar di POM BENSIN Kemranjen yang masih baru. Aku sendiri baru sekali ini berhenti di POM BENSIn tersebut. Kemegahan POM BENSIN ini sangat luar biasa. Keindahan dan sentuhan artistik ada disetiap bagian, mulai dari Gazebo, dinding, Musholla, tempat wudlu yang airnya mengalir dari sederetan “Guci Antik” sampai restorasinya yang asri. Sebagian besar bagian bangunan terus masih dilakukan finishing. Yah, untuk membuat sebuah POM BENSIN membutuhkan investasi yang extra besar, antara Rp. 5 Milyar hingga Rp. 18 Milyar bahkan jauh lebih besar dari itu, dengan masa BEP selama 10 tahun. Tentu orang-orang yang berkelebihan uang yang mau berpikir untuk membangunnya. Dan, sangat memungkinkan bisnis semacam ini menjadi lahan empuk untuk Money Loundring.

Sambil menunggu pengisian BBM, aku memanfatkan untuk buang air kecil. Sederetan WC yang baru siap menampung air seni Anda. Tapi, wuih... ternyata aku masuk kok ya aromanya menyengat, mungkin ada orang yang masuk dan kencing sembarangan. Tepat didepan pintu keluar terletak sebuah kotak untuk menampung Uang Kebersihan yang digembok dengan menggunakan gembok yang cukup besar. Belum ada tulisan berapa besar tarifnya, namun yang saya tahu, bisa dikatakan seragam, di POM BENSIN manapun umumnya ditulis “MANDI RP. 1.500, KENCING RP. 1.000,-“ (Blogger, saya pernah membuat bingung penjaga kotak kebersihan demikian setelah aku tanya; “Mas kalau orang mandi tapi juga kencing terus bayar berapa ?”) sebagaimana aku yang setiap mandi hampir dipastikan juga kencing. Sebagai seorang yang super jujur pasti ANDA akan membayar Rp. 2.500,- bukan ?

Saat aku membuka dompet untuk membayar “Ongkos Kencing” ternyata tidak ada uang ribuan, yang ada adalah pecahan Rp. 100.000,- dan... Alhamdulillah masih terselip lembaran Rp. 5.000,- Aku teringat cerita SLILIT dari kawanku. Sebenarnya kalau aku mau curang, bisa saja langsung kutinggalkan kotak tersebut, toh enggak ada yang jaga dan melihatnya kecuali Alloh SWT dan Malaikat-Nya.Ujian Keimananpun datang, jadilah aku kencing dengan membayar Rp. 5.000,- yang tak letakin saja diatas kotak tersebut. Akupun malas kalau harus menukar ke Cassier POM BENSIN yang jaraknya cukup jauh, sementara Travel sudah menunggu didekat WC. Tak terbayangkan, seandainya saya ataupun Anda mengalami hal yang sama dan di dompet hanya ada pecahan uang Rp. 100.000,- ataupun Rp. 50.000,- yang kalau di Cirebon bisa mendapatkan hampir 1 tanki air isi ulang yang berharga Rp. 125.000,- ? Bisa-bisa saya ataupun Anda mengabaikan untuk tidak membayar, ah.... cuman seribu perak aja kok, apa artinya dengan investasi puluhan milyar ? Astaghfirulloh, justru dari uang seceng itulah bisa menjadi penghalang kita untuk masuk Surga !!! Bagaimana dengan para koruptor yang telah banyak memakan uang uang negara dan mengisap keringat rakyat ? Mungkin akan lebih elegan kalau dalam kotak seperti itu diberi tulisan standar tarifnya dan ditambahi “KAMI IKHLAS ANDA TIDAK BAYAR BILA TIDAK ADA UANG RIBUAN” sehingga orang-orang yang tidak bawa uang receh tapi jujur tidak terbebani di akherat kelak, dan bagi pemilik POM BENSIN bisa menjadi lahan amal tersendiri. Terima kasih temanku, Bu Rinche, yang telah mengajari arti sebuah kejujuran, semoga apa yang telah Anda tuliskan bisa menjadi amal baik disisi-Nya kelak. Amin.

Tidak ada komentar: