SELAMAT DATANG DI BLOG SPECIAL, ANDA PENGUNJUNG KE:

28 April 2009

CATATAN KECIL PERJALANANKU 1


Jum’at, 24 April 2009. Seperti akhir pekan biasanya yang telah 2,5 tahun lebih aku jalani, sebagai anak kos aku pulang ke Cirebon untuk berkumpul dengan anak –anak dan istriku tercinta. Senja Utama Yogya, sebuah kereta kenangan yang 29 tahun lalu menjadi kereta langgananku saat aku duduk di bangku SMA dan Kuliah di Gadjah Mada manakala akan pulang ke Lampung dan sebaliknya, kini aku jadikan langganan yang paling tepat waktunya dan paling praktis. Meski mengandalkan Angin Ciprut alias AC Alami untuk pendingin yang hanya terasa dingin saat kereta bergerak, tidak menjadi persoalan, toh hampir sebagian besar hidupku hidup diruangan ber AC, entah saat bekerja ataupun tidur di kamar.


Tepat pukul 19.30 kereta mulai bergerak, tuet....jeg...ejeg....ejeg..... Suasana didalam gerbong penuh hiruk pikuk. Penumpang yang memenuhi hampir seluruh tempat duduk, dan Alhamdulillah kok aku dapat tempat duduk sendirian, ada yang asyik ngobrol, canda ria, ber HP ria sampai tangisan bayi yang minta susu emaknya bercampur baur bercampur baur dengan pedagang yang tak henti-hentinya menawarkan dagangannya. Mulai dari makanan ringan, minuman, rokok, mie, sampai alat pijat, folpen, tempat sambal dan lain-lain ditawarkan. Jadilah kereta api sebuah pasar pindah. Belum lagi tukang pijat yang menawarkan jasanya, tukang bersih lantai yang mengharapkan recehan, dan tak ketinggalan serombongan banci yang mengamen dengan suara mirip ember kosong yang dipukul nyaring, dengan tambahan kalimat wer...ewer...ewer... disetiap akhir bait lagunya dengan menggoyangkan pantat jeleknya. He....he... kemarin dia berlarian sambil teriak “ADA POLISI.....” Beruntung Alloh memberikan kemampuan telinga kita secara terbatas untuk menerima frekwensi suara, bayangkan kalau semua suara dalam gerbong bisa kita tangkap, alangkah rumitnya yang masuk kedalam benak pikiranku.


Waktu belum terlalu malam, kereta juga baru saja lepas dari Kutoarjo, sekitar 1 jam perjalanan dari Yogya. Entah karena terlalu lelah aku, kondisi badan yang kurang fit atau karena duduk di kursi sendirian, tidak seperti biasanya aku yang suka susah tidur saat itu merasa kantuk berat dan lelap tidur. Tak terasa kereta telah melewati Stasiun Purwokerto dan sudah masuk ke daerah Prupuk, sekitar 80 km dari Cirebon kalau diukur jarak lewat jalan raya yang sering kulalui dengan mobil. Aku terbangun. Dan ternyata disandaran tangan kursi yang aku duduki, duduk seorang perempuan pedagang minuman hangat kopi, jahe dan pop mie. Tiba-tiba saja ia memintaku untuk numpang duduk, dan aku persilahkan. Aku sengaja ngajak ngobrol, karena aku memang sering tertarik untuk mencermati kehidupan orang-orang kecil seperti dia. Usianya masih relatif muda, mungkin baru sekitar 23 tahunan. Sebut saja Sri namanya. Dia tinggal di Ketanggungan, sebuah daerah di wilayak Kabupaten Brebes. Aku menanyakan berapa penghasilan bersih yang didapatkan setiap hari ? Rata-rata Rp. 15.000,- dan paling tinggi Rp. 20.000,- Masya Alloh, aku tidak bisa membayangkan, betapa mulianya orang ini, harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dengan membawa barang dagangan yang mesti tidak terlalu berat namun harus hilir mudik dari satu gerbong ke gerbong yang lain dan pindah dari satu kereta ke kereta yang lain dan harus menahan rasa kantuk, terkadang harus tidur di lantai depan WC yang tentu aromanya menyengat hidung. Meski ini adalah kerja keras, namun menurtku bukan kerja cerdas, tentu merupakan suatu keterpaksaan demi memperoleh sesuap nasi. Dia tentu tidak akan mau melakukannya manakala sang suami sudah mampu memenuhi kehidupan remah tangganya. Duh.......... ternyata masih begitu berharga uang Rp. 15.000,- Lantas dimana rasa syukurku yang selama ini telah Alloh berikan rezeki yang begitu berlimpah ??? Ampuni hamba-Mu Ya Alloh, yang belum pandai mensyukuri nikmat-nikmat-Mu, yang lebih banyak memintanya dari rasa syukurnya. Tanpa ampunan-Mu aku akan jatuh menjadi orang yang hina di depan-Mu. Keretapun berhenti di stasiun Ketanggungan, Sri pun turun. Terima kasih Sri, engkau cukup menghentakkan kalbuku akan kebesaran Alloh yang telah begitu banyak melimpahkan rezeki-Nya padaku.

Tidak ada komentar: