SELAMAT DATANG DI BLOG SPECIAL, ANDA PENGUNJUNG KE:

10 Maret 2009

KISAH PAK DE 4 (DI BELANDA BAYAR WANITA PAKAI GANJA).

Apa yang dikatakan oleh Ketua Umum Partai Gerinda ada benarnya juga, Indonesia menghasilkan buah-buahan terbaik, ikan terbaik. Tidak hanya itu, pohon jat terbaik, dan juga Ganja kualitas terbaik di dunia juga dari Indonesia, khususnya Aceh. Dulu sewaktu aku dinas di Aceh, terutama di Kutacane, Aceh Tenggara, sempat tanya pada rekan-rekan kantor, kalian sudah pernah belum melihat ujudnya pohon ganja ? Jawaban yang mereka berikan ternyata mengejutkan aku, lho Pak, disini ganja mah tumbuh liar, itu dibelakang kantor semak-semak banyak sekali ganjanya. Rata-rata kawan2 dulunya juga suka ngisap untuk campuran rokok, orang gak tahu kalau itu barang yang dilarang ! Wow, disana biji2nya juga dijadikan bumbu masak, coba saja makan sayur plie (maaf kalau salah penulisan, sudah lupa), atau minum kopi Aceh yang aduhai rasanya. Benar Ganja Aceh konon kualitasnya terbaik didunia. (Tapi sorry Blogger, sampai hari ini saya sama sekali belum pernah melihat ujudnya langsung seperti apa tuh yang namanya ganja).

Kapal tempat Pak De bekerja sering membawa barang-barang dari Indonesia, antara lain produk-produk pertanian. Salah satu lokasi persinggahan kapal adalah Pelabuhan Belawan Medan. Dari tempat itulah bisnis sampingan di era tahun 71-83 an dijalankan. Para awak kapal sudah punya jatah sendiri-sendiri, konon sekali bawa ganja bukan lagi dalam hitungan sekilo dua kilo, tapi sampai hitungan ton. Betapa tidak menggiurkan, ganja yang dibeli di Medan saat itu dengan harga Rp. 30.000,- per kg bias dijual di Belanda seharga Rp. 600.000,- per kg. Busyet keuntungan jual barang haram ini sebesar 20 kali lipat. Cara mendapatkan ganjapun cukup unik, setelah beberapa mil kapal berlayar, ditengah laut seluruh lampu kapal dimatikan, dan disitu segera berdatangan speed boat-speed boat yang membawa ganja, transaksipun dilakukan. (Pak De menuturkan kebanyakan mereka adalah aparat, Masya Alloh, semoga sekarang tidak ada lagi).

Karena di Belanda sepanjang untuk dipakai sendiri konon ada daerah tertentu yang dibebaskan, bila awak kapal telah mendarat disana sering diserbu disamping oleh para pedagang tak ketinggalan oleh para wanita penjaja cinta. Uniknya mereka tidak minta bayaran uang, daging sekerat cukup dibarterkan dengan sejumlah kecil ganja. Lengkaplah sudah kelakuan para awak kapal, ya mabuk, ya wanita, ya judi dan ditambah lagi narkoba.

Tidak ada komentar: